Bola Internasional

Sakit Hati Dibuang ke Man City, Adebayor Simpan Kebencian untuk Wenger

Jumat, 19 Januari 2018 16:07 WIB
Penulis: Wira Wahyu Utama | Editor: Lanjar Wiratri
© mirror.co.uk
Pelatih Arsenal, Arsene Wenger. Copyright: © mirror.co.uk
Pelatih Arsenal, Arsene Wenger.

Emmanuel Adebayor tampaknya masih menyimpan rasa sakit hati dan dendam duntu mantan klub yang telah membesarkan namanya, yakni Arsenal. Adebayor bahakn secara spesifik menyatakan jika ia membenci pelatih The Gunners, julukan Arsenal, Arsene Wenger yang menurutnya pandai berbohong. 

"Saat itu saya bertemu dengan Arsene Wenger di kantornya, ketika ia minta saya pergi (dari Arsenal) sebab menurutnya saya tak lagi punya masa depan di Arsenal. Ia bilang saya harus mulai bergerak maju. Saat itu, saya merespons dengan mengatakan bahwa saya akan bertahan," ujar Adebayor seperti dikutip Mirror. 

Akan tetapi Wenger tidak peduli dengan hal itu, pelatih asal Prancis ini tetap bersikukuh untuk membuang Adebayor ke Man City. Bahkan Wenger mengancam tidak akan mempedulikannya jika masih bertahan di Arsenal. 

"Saya tak punya pilihan selain bergabung dengan Manchester City. Saya lakukan dengan gembira," tutur Adebayor. 

"Dan keesokan harinya ketika saya bergabung dengan Manchester City, dalam konferensi pers di London saya melihatnya berkata bahwa saya ingin pergi karena uang dan semacamnya, dan sejak hari itulah rasa benci saya untuk Arsenal timbul." ungkapnya.

© thetelegraph.co.uk
Emmanuel Adebayor saat berseragam Arsenal. Copyright: thetelegraph.co.ukEmmanuel Adebayor saat berseragam Arsenal.

Kendati demikian, penyerang yang juga pernah memperkuat Real Madrid ini menegaskan bahwa ia tak membenci para fans The Gunners melainkan pihak Arsenal yang membiarkannya pergi meski masih ingin bertahan. Adebayor tetap menghargai para fans Arsenal di London yang menurutnya memiliki andil dalam kariernya di dunia sepakbola.

"Bukan ke fansnya karena fans di London adalah yang pertama menyanyikan nama saya di Inggris. Bahkan saat ini, saat melihat Arsenal main, saya ingin mereka menang tapi di saat yang sama saya juga ingin melihatnya kalah, karena kebencian yang sedemikian besar di dalam hati saya," tutupnya.

3