Liga Indonesia

Senyum Paul Cumming Merasakan Fasilitas Difabel di Stadion Kanjuruhan

Sabtu, 3 Februari 2018 16:00 WIB
Kontributor: Ian Setiawan | Editor: Matheus Elmerio Giovanni
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Paul Cumming dan istrinya, Bu Fifing Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Paul Cumming dan istrinya, Bu Fifing

Arema FC terlihat serius dalam menjalankan AFC Club License. Salah satu dari poin itu, adalah perwujudan fasilitas difabel di Stadion Kanjuruhan, yang masuk pada poin infrastruktur.

Setelah dikaji dan diuji coba, fasilitas yang berada di belakang bench sisi barat itu lalu secara resmi digunakan. Adalah Paul Cumming, figur legendaris di sepakbola nasional yang menjadi penguji fasilitas itu pertama kalinya tahun ini.

Sore hari sebelum kick-off laga Persela Lamongan kontra PSIS Semarang, Paul Cumming datang dengan didampingi Fifing, istri tercintanya. Para match steward kemudian bergegas menjemput Paul dengan membantu mendorong kursi roda di jalur khusus itu. Para Steward dengan sabar membantu Paul melintasi trek dengan tiga belokan itu, sebelum akhirnya ikut menggotongnya sampai di Tribun VVIP Stadion Kanjuruhan Malang. 

© Ian Setiawan/INDOSPORT
Paul Cumming dan istrinya, Bu Fifing Copyright: Ian Setiawan/INDOSPORTPaul Cumming dan istrinya, Bu Fifing

"Kami mengucapkan terima kasih dengan fasilitas difabel itu. Sekarang, Paul senang karena aksesnya lebih mudah saat nonton Arema," kata Bu Fifing, mewakili Paul Cumming saat ditemui INDOSPORT dan beberapa jurnalis lainnya, Selasa (30/01/18). 

Sosok berusia 70 tahun itu memang sudah sulit berbicara lagi. Paul Cumming hanya bisa merespons lewat senyum dan kemudian bergumam di dekat istrinya untuk membisikkan maksud hatinya. Dengan sedikit berdiskusi, Paul pun seakan membisikkan harapan besarnya perihal fasilitas yang sangat membantu kalangan difabel itu di sepakbola tanah air. 

© Ian Setiawan/INDOSPORT
jalur khusus difabel di Stadion Kanjuruhan Copyright: Ian Setiawan/INDOSPORTjalur khusus difabel di Stadion Kanjuruhan

"Sekarang, Paul sudah tidak digotong keluar stadion lagi. Kami bisa masuk dulu sampai bawah, lalu melewati jalur itu dan menggotongnya sebentar sampai tribun," perempuan bernama lengkap Dwi Rahmatia Selfiati itu melanjutkan. 

"Paul ingin setiap stadion punya fasilitas seperti ini semuanya. Karena sepakbola bisa dilihat oleh siapa pun di stadion," tutupnya.

222