Liga Indonesia

Astaga! Bek Kanan Sriwijaya Jadi Korban Persekusi Oknum Panpel

Jumat, 2 Maret 2018 23:48 WIB
Kontributor: Muhammad Effendi | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Muhammad Effendi
Kondisi Marckho Sandy usai terlibat inisiden dengan pemain Borneo FC. Copyright: © Muhammad Effendi
Kondisi Marckho Sandy usai terlibat inisiden dengan pemain Borneo FC.

Kejadian memalukan mewarnai babak semifinal Piala Gubernur Kaltim (PGK) 2018 antara Borneo FC kontra Sriwijaya FC di Stadion Palaran, Samarinda pada Jumat (02/03/18) lalu.

Menjelang berakhirnya babak pertama, pemain Borneo dan Sriwijaya terlibat perseturuan, yang diawali dari hadangan tindakan Marckho yang mendorong keras Abdul Rahman. Tidak terima, Rahman sempat protes ke Marckho, yang justru dibalas dengan aksi saling dorong.

Melihat hal tersebut, wasit tanpa pikir panjang langsung mengeluarkan dua kartu merah sekaligus pada Rahman dan Sandy. Namun, kejadiannya tidak berhenti sampai di situ.

© Muhammad Effendi/INDOSPORT
Suasana ruang ganti setelah terjadi insiden antara pemain Borneo FC melawan Sriwijaya FC. Copyright: Muhammad Effendi/INDOSPORTSuasana ruang ganti setelah terjadi insiden antara pemain Borneo FC melawan Sriwijaya FC.

Tiba-tiba saja secara mendadak seluruh pemain Sriwijaya dan Borneo yang berada di lapngan serentak berlari ke arah lorong ruang ganti. Padahal, saat itu pertandingan babak pertama belum berakhir.

Setelah diselidiki, ternyata saat Marckho meninggalkan lapangan usai di kartu merah, ia mendapat tindakan pemukulan yang terjadi di lorong ruang ganti pemain. Akibat kejadian tersebut, Sriwijaya sempat enggan melanjutkan permainan karena merasa pemainnya terancam.

"Marco dipukul dua orang dan disaksikan tiga official SFC. Saat itu tidak ada petugas keamanan berseragam di lokasi," jelas Manajer Sriwijaya, Ucok Hidayat.

© Muhammad Effendi/INDOSPORT
Manajer Sriwijaya FC, Ucok Hidayat. Copyright: Muhammad Effendi/INDOSPORTManajer Sriwijaya FC, Ucok Hidayat.

Terkait sikapnya yang sempat meminta pertandingan dihentikan, menurutnya hal ini untuk memberikan perlindungan bagi Alberto Goncalves dan kolega.

"Jika tidak ada sikap tegas dari panpel, maka siapa yang bisa menjamin keamanan pemain SFC. Apalagi hal ini terjadi di area teknis yang notabene tidak sembarang orang bisa berada disana," keluhnya.

Negosiasi pun berjalan cukup alot dan pengawas pertandingan, Arif Bulqini bersama sejumlah unsur Muspida seperti Kapolres Samarinda dan Danrem menemui langsung manajemen SFC.

"Kita putuskan tetap bermain karena menghormati bapak Gubernur Kaltim selaku pihak penyelenggara, namun tentu proses pengusutan jalan terus," pungkasnya.

Keputusan Sriwijaya untuk tetap melanjutkan pertandingan itu pun berbuah manis. Meski bermain imbang3-3 di waktu normal dan dua kali babak tambahan, Sriwijaya sukses melangkah ke final usai unggul 8-7 di babak adu penalti.

335