x

Gerrard-Torres, Romantika Duet yang Layak Dapat Kesempatan Kedua

Sabtu, 8 Agustus 2020 21:35 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
Steven Gerrard dan Fernando Torres pernah punya cerita manis namun pedih di klub Liga Inggris, Liverpool.

INDOSPORT.COM - Jika ada pemain yang jadi sumber kebahagiaan sekaligus penyesalan terbesar Steven Gerrard di Liverpool, mungkin dia adalah Fernando Torres.

Fernando José Torres Sanz, pria berkebangsaan Spanyol yang datang dari Atletico Madrid tersebut langsung menjadi idola tak lama setelah melakoni debutnya pada 11 Agustus 2007.

Kepindahannya ke Anfield sendiri diiringi label top skor klub selama lima musim LaLiga Spanyol berturut-turut. Ia punya prospek menjanjikan, usianya masih muda dan produktif (23 tahun), wajahnya pun juga rupawan. Kurang apa lagi?

Sebagai salah satu bala tentara Spaniard yang turut mendiami skuat Liverpool saat itu, mudah saja baginya untuk mengambil hati para penggemar yang sudah haus akan kehadiran striker tajam nan berbahaya.

Tak butuh lama bagi seorang Fernando Torres untuk nyetel di klub barunya. Tak tanggung-tanggung, pemain yang ditakdirkan jadi salah satu partner terbaiknya adalah kapten sekaligus sosok yang disegani di Liverpool, Steven Gerrard.

Baca Juga
Baca Juga

Tanpa banyak basa basi, keduanya langsung tampil sebagai pasangan duet yang ampuh saat pertandingan kontra Chelsea di Liga Inggris 2007-2008. Bermain di Anfield, The Reds memetik hasil imbang 1-1 dan satu-satunya gol diciptakan oleh Torres pada menit ke-16.

Gerrard memainkan peran signifikan di laga tersebut dengan mengirim bola ke Torres dari tengah lapangan. Bola itu mendarat cantik dan tepat di kaki El Nino yang kemudian menceploskannya ke gawang Petr Cech usai melewati hadangan bek Chelsea, Tal Ben Haim.

Setelahnya, pasangan Gerrard-Torres semakin menggila, apalagi Stevie G seolah tak pernah bosan menyuplai bola ke rekannya tersebut yang kerap berbuah angka untuk The Reds. El Nino kemudian meraih predikat pemain asing yang paling banyak mencetak gol selama satu musim debut.

Partnership antara Steven Gerrard dan Fernando Torres pun membawa Liverpool menuju musim gemilang sekaligus menyakitkan, pada periode 2008-2009.

The Anfield Gank yang pada saat itu masih berusaha memenangkan gelar Liga Inggris harus menelan kekecewaan lantaran hanya bisa finis kedua di bawah Manchester United dengan selisih empat poin saja. Momen ini sekaligus menandai permulaan mimpi buruk Stevie G dkk.

Baca Juga
Baca Juga

Meski duet Gerrard-Torres masih menakutkan, masalah muncul setelah El Nino dihantam cedera lutut yang memengaruhi total menit bermainnya di lapangan pada penghujung musim 2008-2009. Parahnya, kejadian serupa terulang lagi pada 2009-2010.

Stevie G pun kembali dihadapkan pada beban berat sebagai pemimpin dan tetua di Liverpool. The Reds pun mengakhiri musim 2009-2010 dengan begitu mengerikan lantaran finis di posisi tujuh klasemen Liga Inggris.

Keadaan semakin memburuk setelah pria yang memboyong Fernando Torres ke Anfield, Rafael Benitez, hengkang dari tim yang ditukanginya sejak tahun 2004 tersebut. 


1. Gerrard Patah Hati Ditinggal Torres

Steven Gerrard pernah tersakiti hatinya lantaran ditinggal Fernando Torres.

Pada musim 2010-2011, manajer anyar The Reds, Roy Hodgson, menanggapi rumor-rumor yang menyebut Fernando Torres akan dijual. Ia memastikan pemainnya itu akan tetap tinggal meski di tengah situasi klub yang cukup memprihatinkan.

Akan tetapi, prahara besar akhirnya pecah pada bursa transfer pemain Januari 2011 ketika nama Torres masuk daftar bidikan rival sengit Liverpool di Liga Inggris, Chelsea. Hal ini pun membuat suporter The Reds panas dingin lantaran terancam ditinggal sang idola.

Mereka pun dibuat bernapas lega hanya untuk dicekik lagi kemudian. Bagaimana tidak? Usai muncul kabar klub menolak tawaran The Blues, tiga hari kemudian Torres menyegel kepindahannya ke Stamford Bridge dan membuat orang-orang syok.

Steven Gerrard adalah salah satu dari mereka. Bahkan setelah tahun demi tahun berlalu, rasa patah hati sang kapten belum terobati. Luka memang bisa sembuh, tapi bekasnya akan selalu ada. Mungkin itulah yang dirasakan Stevie G.

“Kopites memperlakukan Fernando Torres seperti kesayangan mereka sendiri setelah ia datang dari Atletico Madrid. Dia mencetak 35 gol pada musim debutnya, dan sudah jadi tradisi di Anfield untuk jatuh cinta pada seorang bintang,” kata Gerrard dalam bukunya, My Story.

Petaka datang ketika Liverpool mengalami musim buruk dan tak bermain di Liga Champions.

Gerrard tak kuasa menahan kesedihan dan amarah lantaran Torres, partner terbaiknya, malah pergi meninggalkannya ketika tim tak bermain di Eropa. Ia mengaku sudah melakukan yang terbaik untuk membujuk El Nino namun tak berhasil.

“Liverpool tak mau berurusan dengan Chelsea, mereka juga sama putus asanya seperti saya. Akan tetapi, Fernando yang memaksa ingin pergi dan ia meminta bantuan saya,” kenang Gerrard.

“Saya lalu berkata, ‘Dengar, aku tak bisa membantumu keluar karena itu bukan kewenanganku dan aku pun tak mau. Aku ingin kau tinggal. Aku tak mau membantu karena aku tak mau kau pergi,” tambahnya.

Namun Torres tetap kekeh pada pendiriannya. Bahkan, Gerrard menyaksikan dengan mata kepala sendiri agen rekannya itu terlihat begitu sibuk berkeliaran di area klub, yang mana menguatkan asumsi El Nino memang sudah tak betah di Liverpool.

“Fernando keluar masuk kantor manajer, berusaha mendorong proses transfernya. Saya bisa melihat dia begitu frustrasi, tapi setelah mendengar kata-katanya saat itu saya, saya tahu bahwa kami memang sudah kehilangan dirinya,” ucap Gerrard getir.

Sangat disayangkan tentu melihat duet yang begitu solid dan sedikit dibumbui romantika ini harus kandas begitu saja. Jika waktu bisa diputar kembali, tentu para suporter Liverpool berharap Gerrard dan Torres bisa bermain bersama lagi.

LiverpoolFernando TorresSteven GerrardLiga Primer InggrisLiga InggrisSepak BolaBerita Liga Inggris

Berita Terkini