x

Termasuk Dream Team Barcelona, Ini 5 Formasi Serang Terbaik Dunia

Senin, 7 September 2020 15:54 WIB
Penulis: I Made Dwi Kardiasa | Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya

INDOSPORT.COM - Johan Cruyff sempat membuat Dream Team dalam skuat Barcelona di era 1988-1996 yang dipadu dengan strategi ciamik yang masuk dalam lima formasi menyerang terbaik di dunia.

Segala bentuk formasi menjadi bagian terpenting dalam dunia sepak bola modern. Alasannya dengan komposisi pemain yang pas maka akan lebih mudah mencetak gol kemenangan. Cruyff sebagai contohnya sukses menunjukkan gaya bermain Tiki-Taka dengan model formasi khasnya.

Selain dari tim Barcelona, ada Timnas Brasil yang menggunakan filosofi lima pemain depan atau 'front five' pada formasi 4-2-4. Dipimpin langsung oleh legenda sepak bola Pele, Tim Samba sukses menangi Piala Dunia 1970 silam.

Baca Juga
Baca Juga

Tak jauh berbeda dengan sekarang, era saat ini beragam formasi kerap diperagakan oleh para pelatih kelas dunia seperti Pep Guardiola kala tukangi Barcelona dan Hansi Flick bersama Bayern Munchen sehingga mampu memanjakan mata dan meraih hasil sempurna di setiap laga.

Termasuk formasi andalan legenda Barcelona tersebut, berikut INDOSPORT merangkum lima formasi menyerang terbaik dunia dilansir laman berita Sportskeeda.

5. 2-3-5 (Piramida)

Jika menelisik di era sekarang formasi Piramida mungkin terkesan sangat aneh, tapi kenyataannya susunan pemain ini memiliki tingkat efektifitas tingg. Berdasarkan sejarah, formasi ini pernah digunakan oleh Wrexham kala menangi piala Wales pada 1877.

Secara tak terduga Timnas Uruguay mencontek formasi ini dan hasilnya mereka pernah menang emas Olimpiade (1924 dan 1928) serta trofi Piala Dunia pertama kali pada 1930. Guardiola pun sempat gunakan 2-3-5 pada Barcelona dan hasilnya mereka sukses kandaskan Getafe 4-0.

Formasi ini terlihat sederhana dengan dua bek tengah bertugas di lini bertahan dan mempercayakan gelandang sebagai penghubung serangan. Lewat sirkulasi passing, lima penyerang di depan bisa leluasa memborbardir wilayah lawan.

Baca Juga
Baca Juga

4. 4-1-4-1

Dalam dunia sepak bola modern 4-1-4-1 cenderung sebagai formasi paling jarang untuk digunakan karena mengharuskan adanya pemai dengan spesialisasi yakni gelandang bertahan yang memiliki peranan paling krusial karena menghubungkan empat bek dan empat gelandang.

Tapi dengan kualitas yang baik, gelandang bertahan itu akan membantu mengembangkan fokus serangan sehingga winger bisa lakukan serangan sergapan dan gelandang serang bisa lakukan serangan tambahan. Formasi ini pun bisa berubah secara dinamis menjadi 2-3-4-1.

Kala berpisah dari Barca dan berkarier di Bayern Munchen, Pep Guardiola terkesan gemar gunakan formasi ini. Lewat susunan pemain Franck Ribery, Toni Kroos, Thomas Muller, dan Arjen Robben, mereka sukses membuat Mario Mandzukic membuat peluang terciptanya gol.


1. 3. 4-2-2-2 (Kotak Magis)

Timnas Brasil sempat gunakan salah satu dari lima formasi terbaik dunia hingga sukses menjuarai Piala Dunia 1970.

Formasi 4-2-2-2 memiliki julukan 'Segiempat Sihir' atau 'Kotak Magis' karena menyerupai teroganisir dalam menyerang lawan. Formasi ini digunakan oleh Timnas Brasil pada tahun 80-an dan 90-an.

Pada posisi empat dibelakang ada dua bek sayap yang bisa membantu tugas gelandang bertahan. Bayangkan saja, dua penyerang di posisi kedua bisa menjadi winger atau gelandang serang sesuai kondisi di lapangan.

Alhasil susunan pemain ini akan membuat hadrinya dua penyerang di depan atau sosok striker nomor 9 yang leluasa menguasai kotak terlarang lawan. Manuel Pellegrini pernah gunakan formasi ini kala jadi pelatih Villarreal dan Manchester City.

2. 3-4-3

Ketika era 4-4-2 dan 3-5-2 mendominasi berbagai pertandingan sepak bola, Johan Cruyff mengembangkan formasi khusus bagi Barcelona yakni 3-4-3. Ini menjadi cikal bakal susunan pemain impian yang membuat sang maestro sukses bertahan delapan musim di Azulgrana.

Pada posisi belakang diperkuat oleh bek tengah kokoh (Ronald Koeman saat Cruyff tukangi Barcelona) dan dua bek lain bertugas di area yang lebih luas. Empat gelandang bisa mengubah posisi jadi bentuk permata atau secara horizontal sesuai kondisi tim lawan.

Formasi khas ini nyatanya juga digunakan oleh Rafa Benitez saat berada di Liverpool hingga bisa tampil mengesankan di final Liga Champions 2005. 3-4-3 ternyata juga pernah digunakan oleh Antonio Conte saat membantu Chelsea menangi Liga Inggris beberapa tahun lalu.

1. 4-2-4

Terakhir yang tak kalah menarik ialah formasi 4-2-4 yang membuat Timnas Brasil menjadi momok mengerikan di Piala Dunia 1970. Secara kualitas formasi ini cukup gila karena mengandalkan serangan langsung ketimbang passing dan penguasaan bola.

Sama seperti formasi lain, kualitas pemain secara individu sangat dibutuhkan dan kebetulan pada tahun 70-an Brasil dalam kondisi bagus dengan tim sempurna yang pernah ada. Kehadiran Rivelino, Tostao, Jairzinho, dan tentu saja Pele membuat sempurna lini depan sehingga mempermudah kesempatanmencetak gol.

Dua gelandang tengah memiliki tugas utama membantu empat bek dan empat penyerang. Tapi pada 1970, Brasil mampu gunakan Gerson sebagai penambah amunisi tambahan di lini serang sehingga formasi berubah jadi 4-1-5. Tak heran daya serangnya sulit untuk dilawan.

LiverpoolChelseaBrasilBarcelonaBayern MunchenAntonio ContePep GuardiolaRafael BenitezJohan CruyffBola InternasionalSepak Bola

Berita Terkini