In-depth

Tendang Donald Trump dari Gedung Putih, Joe Biden Si Gagap yang Bikin Keajaiban saat Jadi Atlet

Minggu, 8 November 2020 09:16 WIB
Editor: Lanjar Wiratri
© (Photo by Rich Pilling/MLB via Getty Images)
Sukses mendepak Donald Trump, tak banyak yang tahu jika Joe Biden sempat merintis jalan untuk menjadi atlet. Copyright: © (Photo by Rich Pilling/MLB via Getty Images)
Sukses mendepak Donald Trump, tak banyak yang tahu jika Joe Biden sempat merintis jalan untuk menjadi atlet.

INDOSPORT.COM - Joe Biden berhak melenggang untuk menjadi Presiden Amerika Serikat setelah meraih 290 suara elektoral mengalahkan Donald Trump yang meraih 214 suara. Sukses mendepak Trump, tak banyak yang tahu jika Biden sempat merintis jalan untuk menjadi atlet.

Rakyat Amerika Serikat memulai hari baru mereka setelah Biden dinyatakan unggul dan memenangkan Pemilihan Presiden mengalahkan Trump yang maju sebagai petahana.

Eks Wakil Presiden pendamping Barack Obama itu menang telak 50,6 persen berbanding 47,4 persen suara untuk Trump hingga Minggu (11/08/20) dinihari. Ucapan selamat pun membanjiri Trump dari berbagai kalangan, mulai dari atlet hingga selebriti Hollywood pendukungnya.

Mengenal lebih jauh Presiden Amerika Serikat ke-46 itu, tak banyak yang tahu Jika Joe Biden pernah merintis jalan untuk menjadi atlet American Football profesional. Ya, Joe muda yang mendapatkan julukan 'Dash' sempat bermimpi menjadi seorang atlet.

Namun julukan 'Dash' yang semestinya memiliki arti cepat, mengacu pada pergerakannya sebagai atlet di lapangan justru sebaliknya menjadi ejekan untuk Joe Biden.

Biden yang bermain American Football saat bersekolah di Archmere Academy kerap kali gagap dalam berbicara, sehingga ada garis atau jarak kosong saat ia berbicara, sehingga ia pun diejek Dash oleh teman-temannya.

"Meskipun saya kurang percaya diri pada kemampuan saya untuk berkomunikasi secara verbal, saya selalu memiliki kepercayaan diri pada kemampuan atletik saya," tulis Biden dalam memoarnya berjudul "Janji untuk Menjaga: Tentang Kehidupan dan Politik."

“Olahraga adalah hal yang alami bagi saya karena saya berbicara dengan cara tidak wajar. Dan olahraga ternyata menjadi tiket saya untuk diterima dan untuk lebih banyak hal lagi. Saya tidak mudah terintimidasi dalam permainan, jadi meskipun saya gagap, saya selalu menjadi anak yang berkata, 'Beri saya bolanya.' ”

Unggul dalam olahraga saat sekolah, Biden bahkan disebut sebagai salah satu pengumpan terbaik di sekolahnya sejak 21 September 1960 silam. Pelatih tim football Archmere saat itu, E. John Walsh, memuji keterampilan Biden sebagai receiver dalam New York Times edisi 2008 silam.

Walsh mengambil alih kendali tim football Archmere pada tahun 1960, hanya dua tahun setelah lulus kuliah dan dengan sedikit pengalaman melatih.

Dia mewarisi tim dengan rekor buruk 1 sampai 6 musim sebelumnya. Archmere tidak memenangkan lebih dari dua pertandingan dalam satu musim sejak 1948.

Dengan ekspektasi rendah, Walsh terpaksa merekrut 12 dari 30 pemainnya di kafetaria sekolah ketika tidak banyak orang di masa pramusim.

Biden yang saat itu merupakan seorang siswa senior yang telah menulis surat tahun sebelumnya untuk bergabung dalam tim sebagai penyerang akhirnya dipasang menjadi bek kiri.

Tim Archmere yang punya skuat tak meyakinkan ternyata memberikan kejutan. Biden menjelma menjadi bintang dalam tim tersebut. Archmere melaju ke babak selanjutnya dengan rekor sempurna.

Biden finis kelima sebagai pemain dengan empat touchdown dalam empat pertandingan dengan torehan 24 poin, lebih tinggi dari pemain Archmere lainnya. 

Ketika empat pertandingan non-konferensinya juga diperhitungkan, total poin Biden tahun itu meroket menjadi 60, menempatkannya di daftar tertinggi di negara bagian Delaware. 

Dalam sebuah video rekaman pertandingan dari tahun 1960 menunjukkan beberapa gol Biden untuk Archmere yang diposting ke YouTube pada tahun 2010. Meski pada akhirnya tak melanjutkan karier sebagai atlet dan memilih politik, Biden dikenal dengan sikap terpujinya.

Ia sangat menghormati mantan pelatihnya. Bahkan masih rajin menjadi tuan rumah dalam acara reuni untuk mengenang musim tak terkalahkan tim football yang pernah diperkuatnya.