Sambut ASEAN Para Games, Eks Pebasket Main Pakai Kursi Roda

Senin, 20 Januari 2020 18:59 WIB
Editor: Arum Kusuma Dewi
© Ahmad Fatih Qadri/INDOSPORT
Acara Jakarta Swift Wheelchair Basketball, Minggu (20/01/20).. Copyright: © Ahmad Fatih Qadri/INDOSPORT
Acara Jakarta Swift Wheelchair Basketball, Minggu (20/01/20)..

INDOSPORT.COM - Jakarta Swift Wheelchair Basketball, kembali menggelar acara demi menyambut pesta olahraga difabel terbesar di Asia Tenggara, yakni ASEAN Para Games 2020 di Filipina 20-28 Maret mendatang (19/01/20).

Bertempat di Hall Basket Sekolah Perkumpulan Mandiri, acara ini mengusung tema "Kami Indonesia Dukung ASEAN PARA GAMES 2020". Turut hadir dalam acara ini, Indonesia Deaf Basketball, yaitu Komunitas Basket Tuli pertama yang ada di Indonesia.

Selain Indonesia Deaf Basketball, hadir pula eks pemain Stapac Jakarta, Pringgo Regowo dan Helena Tumbelaka, mantan pemain yang berhasil membawa Merpati Bali keluar sebagai Juara Piala Srikandi tahun 2019.

Dalam kesempatan ini, ada pula Coaching Clinic yang dipandu langsung oleh Pringgo, Helena, serta pula Donald Santoso, penginisiasi Jakarta Swift Wheelchair Basketball, yang juga bertugas menjadi kapten timnas basket kursi roda Indonesia di Asian Para Games 2018.

Serta pula dipertandingkan laga ekshibisi 3X3 Wheelchair basketball & Deaf Basketball. Pada laga ekshibisi Pringgo dan Helena, tak mau ketinggalan untuk mencoba bermain basket menggunakan kursi roda.

Helena menyebut bahwa acara yang digagas oleh Jakarta Swift Wheelchair Basketball bekerja sama dengan Flex.co.id ini merupakan wadah yang tepat untuk menyalurkan bakat terhadap olahraga basket khususnya bagi penyandang disabilitas.

"Ini merupakan wadah yang tepat sekali, saya senang sekali bisa hadir dan sama-sama di acara ini," ujar Helena.

Wanita yang bercinta-cita menjadi atlet bulutangkis itu menambahkan dengan hadirnya wadah atau komunitas menurutnya sangatlah penting karena dapat menumbuhkan kembali semangat dan kepercayaan diri.

"Komunitas itu menurut saya sangat penting. Karena dulu saya pernah cedera, saat itu saya merasa down sekali dan pesimis bisa sembuh. Tapi karena di sekitar saya banyak orang yang membantu dan memberikan support, akhirnya saya bisa pulih kembali," ungkap wanita berusia  27 tahun tersebut.

Pringgo dan Helena berharap, peran serta masyarakat dan pemerintah dalam mendukung para atlet disabilitas supaya terus berprestasi. Karena menurut mereka, atlet disabilitas juga mempunyai kesempatan yang sama untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional.

Jakarta Swift Wheelchair Basketball sendiri merupakan komunitas olahraga basket, khususnya untuk disabilitas. 

Tetapi untuk main serta latihan Jakarta Swift Wheelchair Basketball tidak hanya untuk teman-teman disabilitas saja, alias terbuka untuk umum.

Penulis: Ahmad Fatih Qadri