Eks Pemain Timnas Basket Indonesia Kehilangan Sosok Kobe Bryant

Senin, 27 Januari 2020 18:40 WIB
Penulis: Aldi Aulia Anwar | Editor: Arum Kusuma Dewi
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Peristiwa kecelakaan helikopter jenis Sikorsky S-76 B yang terjadi di Calabasas California, Amerika Serikat mengakibatkan 8 penumpang dan satu pilot tewas pada Minggu (26/01/20) pagi waktu setempat.

Kecelakaan itu turut menewaskan legenda basket asal Amerika Serikat, Kobe Bryant dan anaknya Gianna Maria Onore. Pemain yang bersinar bersama LA Lakers itu tewas usai helikopter yang ditumpangi dari Bandara John Wayne menabrak perbukitan, saat hendak menuju Mamba Academy untuk membawa anaknya berlatih basket.

Selain Kobe dan anaknya, helikopter tersebut juga ditumpangi pelatih basket orange Coast College John Altobelli dan anaknya Alyssa serta sang istri Keri.

Kabar tewasnya Kobe dalam peristiwa nahas itu, membuat kesedihan mendalam bagi dunia olahraga internasional, terkhusus dunia basket. Mantan pemain Timnas Basket Indonesia U-18, Juan Harsab Maulana, mengaku kaget setelah mendengar kabar tewasnya Kobe. Bahkan Juan awalnya mengaku tidak percaya kabar itu.

"Sedih ya, kaget sih. Aku dengarnya lagi belajar dan ujian. Jadi lagi stres ujian, terus dengar-dengar Kobe kecelakaan helikopter kaget sekali," katanya, kepada awak media, Senin (27/01/20).

Juan bahkan dulunya salah satu pebasket yang mengidolakan Kobe maupun legenda lainnya seperti Michael Jordan. Tewasnya pebasket berusia 41 tahun itu, menurut Juan dirinya sangat kehilangan sosok motivator sekaligus inspirator bagi pemain basket saat ini, termasuk baginya.

"Kobe kan idola pemain zaman-zaman dulu. Orang kan banyak main basket karena Kobe atau Michael Jordan. Jadi, kalau Kobe menghilang terlalu cepat, itu gak sesuai umurnya sudah dipanggil itu sedih banget sih. Kehilangan motivator dan inspirator," ucapnya. 

Menurut penilaian Juan, Kobe adalah sosok pemain yang andal dan memiliki kemampuan lebih baik dari pebasket lainnya. Terlebih, selain sebagai pemain di lapangan, Kobe juga sebagai navigator jalannya pola strategi pelatih.

"Kobe Bryant itu kan etos kerjanya bagus. Dia selalu all out setiap game. Walaupun sudah pensiun, tapi yang paling kehilangan itu Academy Mamba yang baru bikin satu tahun untuk anak-anak Amerika. Tahu-tahu inisiatornya meninggal. Harapannya ya pasti ada penerus Academy Kobe," akui mahasiswa semester 5 kampus STAN ini.

Sementara mantan pebasket Sumut Gunawan juga mengaku kaget mendengar kabar duka. Bahkan Gunawan awalnya tidak percaya Kobe tewas dalam kecelakaan itu, meski kabar tersebut juga sudah meluas ke media sosial.

"Saya bangun pagi lihat histori terkejut. Sempat gak nyangka lihat histori kawan juga. Saat lihat youtube juga rada tidak percaya. Kurasa semua dunia terkejut dengar kabar ini," aku Gunawan.

Pria yang kini menjadi pelatih klub Wahidin, menilai Kobe adalah sebagai sosok yang sangat pantas dijuluki sebagai tlegenda basket Amerika bahkan dunia. Sosok Kobe dinilai sangat penting baik saat membela tim LA Lakers maupun bersama Timnas Amerika Serikat. 

"The legend benarlah. Cara bawa timnya seperti Jordan total. Mau di tim Lakers atau timnas Amerika Serikat. Dia sebagai sosok pemimpin. Pantaslah dia dijuluki the legend," tutupnya.