eSports

Heboh Skandal Asusila Branz, CEO Bigetron Esports Akhirnya Buka Suara

Jumat, 7 Mei 2021 11:55 WIB
Penulis: Martini | Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Bigetron Esport
Penggawa Bigetron Alpha, Jabran Bagus atau Branz, terseret skandal asusila. Copyright: © Bigetron Esport
Penggawa Bigetron Alpha, Jabran Bagus atau Branz, terseret skandal asusila.

INDOSPORT.COM - Salah satu pro player Mobile Legends, Jabran Bagus Wiloko, alias Branz tersandung kasus asusila, membuat CEO Bigetron Alpha, Edwin Chia, buka suara.

Branz merupakan pemain paling penting bagi divisi Mobile Legends Bigetron Alpha dalam beberapa musim terakhir. Pro player asal Jogjakarta itu pula yang membawa tim bisa melaju ke grand final MPL ID Season 7.

Namun, di tengah prestasi gemilang Bigetron Alpha sebagai wakil Indonesia di kompetiis Mobile Legends Southeast Asia Cup (MSC) 2021, tiba-tiba ada skandal mengejutkan.

Ya, BTR Branz sempat melakukan sesi live streaming di kanal Nimo TV, Rabu (05/05), dan kemudian mematikan kameranya, tapi nampaknya ia lupa mematikan mikrofon.

Tak berselang lama, pada sesi live streaming yang masih berlangsung itu, terdengar suara desahan wanita beberapa kali, seakan ada orang tengah melakukan hubungan badan.

Sontak, rekaman suara itu pun viral di media sosial mulai dari Instagram, Twitter, bahkan YouTube, dan banyak netizen yang protes kepada manajemen Bigetron Esports.

Tak berselang lama, manajemen pun merilis sanksi untuk BTR Branz untuk menghentikan aktivitas di tim selama satu bulan, dan tidak ikut serta di ajang MSC 2021 mendatang.

CEO tim Bigetron Esports, Edwin Chia, alias Starlest pun buka suara melalui Revival TV.

"Dia (Branz) minta maaf ke saya pribadi, sama satu keluarga Bigetron juga ada. Nih saya bacakan pesannya," ujar BTR Starlest.

"Teman-teman, aku minta maaf atas kegaduhan yang terjadi, ini pure keteledoran aku, aku bakal terima konsekuensinya dari teman-teman, sekali lagi aku minta maaf atas kecerobohanku yang membuat gaduh."

Menurutnya, Branz memang diberi sanksi larangan beraktivitas atas nama tim dalam satu bulan. Namun, jika mentalnya tidak juga membaik, bisa saja ia didepak dari line up.

"Nanti pas dia (Branz) sudah melakukan sanksinya, kita perlu cek mentalnya sudah siap atau belum buat balik ke kompetitif."

"Kalau dia enggak kuat ya kita enggak bakal masukin ke roster lagi, itu beratnya di sana."