Demi Masa Depan Atlet, Inkatsu Pordibya Berharap Pengakuan Forki

Senin, 3 April 2017 03:00 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Gema Trisna Yudha
© Ratno Prasetyo/ INDOSPORT
Karateka Indonesia, Suryadi mengarahkan tendangan ke arah kepala Hendro Salim pada saat latih tanding di kawasan Gelora Bung Karno, Rabu (24/09/14). Copyright: © Ratno Prasetyo/ INDOSPORT
Karateka Indonesia, Suryadi mengarahkan tendangan ke arah kepala Hendro Salim pada saat latih tanding di kawasan Gelora Bung Karno, Rabu (24/09/14).

Masalah klasik masih mendera salah satu perguruan Karate tertua di Indonesia, Inkatsu Pordibya. Bagaimana tidak, perguruan Karate yang baru saja merayakan hari jadinya ke-50 tersebut masih dilanda permasalahan internal dualisme kepemimpinan.

Karena persoalan ini, mereka pun tidak mendapat pengakuan dari wadah karate Indonesia, PB FORKI. Hal ini berdampak buruk pada Inkatsu Pordibya, sehingga kesulitan menetaskan para atletnya. Permasalahan ini membuat Inkatsu Pordibya mendapat larangan untuk mengikuti kejuaraan yang diadakan oleh Forki. 

Menanggapi akan permasalahan ini, Wakil Ketua Dewan Guru Inkatsu Pordibya, Dyah Kartika berharap, Forki dapat mengakui keberadaan Para atletnya.

"Harapan kami tentu PB FORKI bisa melihat dan menilai dengan hati nurani bahwa kami didirikan secara sah dan berbadan hukum. Kami ingin FORKI dapat mengakui keberadaan kami," ucap Dyah  Kartika.

Memang bukan tanpa alasan Dyah mengharapkan pengakuan PB FORKI. Sebab dia ingin kedepannya para atlet dapat berlaga di Kejuaraan Nasional.

"Hal ini juga menghambat atlet kami. Terutama di Pengda Kaltim, Papua, Medan. Mereka tidak bisa mengikuti pertandingan tingkat daerah dan nasional yang diadakan FORKI," tandas dia.

"Bahkan yang terbaru atlet Inkatsu Pordibya yang seharusnya mengikuti kejuaraan Mendagri, harus terhambat karena permasalahan ini," tutup dia.