In-depth

Air Mata Akhir Hayat Atlet Kesayangan Ir. Soekarno

Minggu, 7 Januari 2018 16:42 WIB
Editor: Ardini Maharani Dwi Setyarini
© Getty Images
Gurnam Singh Pelari Tercepat se-Asia era 60-an asal Indonesia. Copyright: © Getty Images
Gurnam Singh Pelari Tercepat se-Asia era 60-an asal Indonesia.

Gurnam Singh memang tak lagi tenar di era kini. Namun siapa sangka, pria Punjab yang menghabiskan usianya sebagai warga negara Indonesia ini dijuluki sebagai pria tercepat se-Asia di era 60-an.

Sebagai duta bangsa di setiap even skala Internasional yang menyumbang segudang prestasi, tentu saja yang terlintas di benak, Gurnam adalah sosok penting yang bakal dihargai di negeri tercinta ini. 

Namun, kenyataan ternyata tak seindah yang dibayangkan. Gurnam harus melalui sisa-sisa harinya di bawah bayang-bayang kemiskinan hingga akhir menutup mata.

Kisah itu pun terkuak kala INDOSPORT mencari rekam jejak perjalanan Gurnam Singh lewat pengakuan langsung anak bungsunya yang ditemui, Senin (1/1/2018) siang.

Butuh beberapa waktu untuk mendapatkan informasi akurat mengenai keluarga kandung Gurnam Singh yang sempat hilang bak ditelan zaman.

Beruntung, Sarjit Singh anak bungsu dari empat bersaudara itu berhasil ditemui di salah satu sekolah swasta Kalsa yang dikelola oleh komunitas Sikh, di kawasan Patimura Medan.

Pria 46 tahun yang kini hidup menumpang di salah satu ruang kelas bersama kedua putrinya itu coba merajut kembali kenangan akan sang ayah.

Sarjit mengaku, sepeninggal Ayah Kandungnya yang menghembuskan nafas terakhir pada 8 Desember 2006 silam tepat Jumat malam pukul 22.00 WIB, banyak kisah getir yang tertinggal dan membekas menjadi kenangan pahit yang tak kan terlupakan.

Bagaimana tidak, sebagai atlit peraih 3 emas di ajang internasional Asian Games 1962 di Jakarta, sudah sepantasnya sang ayah mendapatkan perlakuan istimewa dari pemerintah. Tapi apa daya, harapannya sirna saat kesempatan sudah di depan mata.

Rumah yang sudah seharusnya didapatkan Gurnam Singh atas balasan jasanya batal diraih karena Gurnam saat itu telah tiada. Alhasil keluarga Gurnam yang juga hidup di bawah bayang-bayang kemiskinan dijanjikan uang senilai Rp30 juta oleh Kemenpora sebagai pengganti.

Lagi-lagi uang yang diharapkan bisa meringankan beban keluarga, juga gagal didapat. Ironisnya, sosok orang Sumut yang membuat asa itu berubah menjadi luka.

Namanya pun begitu dikenal dan tenar hingga membelah langit Asia. Rekor pencapaiannya pun bertahan selama 37 tahun, hingga akhirnya terpecahkan oleh anak didiknya sendiri. Tapi nasib tak sejalan selaras dengan prestasi apik yang dihasilkan. 

Sosok Gurnam kini telah pergi dengan meninggalkan sejuta pesan untuk disampaikan. Berikut kisah selengkapnya.

1