Virus Corona, Musuh Manusia dan Paling Ditakuti Atlet Dunia

Sabtu, 28 Maret 2020 06:57 WIB
Penulis: Petrus Tomy Wijanarko | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
© Unsplash/Amanda/INDOSPORT
Kehadirannya mungkin baik bisa menyatukan dunia, tapi membiarkan virus corona tetap ada sama saja mendekatkan diri pada kematian. Copyright: © Unsplash/Amanda/INDOSPORT
Kehadirannya mungkin baik bisa menyatukan dunia, tapi membiarkan virus corona tetap ada sama saja mendekatkan diri pada kematian.

INDOSPORT. COM - Jika ada dari kalian yang dahulu penat atas perpecahan dunia, berterima kasihlah kepada virus corona. Berkat kehadiran virus corona, dunia kini bisa bersatu untuk melawan musuh yang sama.

Musuh, mungkin sebutan terlalu kejam untuk kebaikan virus corona yang membuat dunia kembali damai. Tapi percayalah, virus corona memang harus dimusuhi, sebab memberikan dampak buruk yang mengerikan.

Tengoklah pemaparan seorang ahli patologi paru-paru, Sanjay Mukhopadhyay, MD. Baru-baru ini, Sanjay merilis video tentang dampak virus corona yang berpotensi besar menimbulkan gangguan pernapasan akut kepada para penderitanya.

Sanjay menjelaskan, bahwa para peneliti menemukan fakta 50 dari 54 pasien yang meninggal akibat virus corona, pasti disertai gangguan pernapasan akut. Sementara dari 137 pasien selamat, hanya 19 di antaranya yang menderita gangguan serupa. 

Artinya, gangguan pernapasan akut berpengaruh besar terhadap meninggalnya pasien virus corona. Perbandingan angkanya saja tadi sudah jelas, gangguan pernapasan akut lebih banyak diderita oleh pasien yang meninggal, ketimbang yang selamat.

Gangguan pernapasan akut yang dimaksudkan itu, secara ilmu kedokteran terkenal dengan nama ARDS. Jika penderita virus corona disertai dengan ARDS, ada kemungkinan paru-paru sang pasien mengalami kerusakan.

Penjelasan teknisnya cukup panjang. Intinya, kantung udara di paru-paru akan rusak, oksigen susah dihasilkan, aliran darah tersendat, timbul penyakit pneumonia berat, dan berujung kematian.

Sayangnya, belum ada obat yang mampu menyembuhkan ARDS dan pneumonia. Dokter yang merawat biasanya hanya berusaha menciptakan kadar oksigen tinggi, agar paru-paru pasien berangsur normal.

Melihat segala fakta di atas, virus corona jelas begitu mengerikan bagi peradaban umat manusia. Terutama bagi mereka yang berprofesi sebagai atlet, mengingat pernapasan menjadi salah satu sektor krusial untuk menjaga kekuatan stamina.

Apapun cabang olahraga yang ditekuni sang atlet, kerusakan paru-paru tentu merupakan mimpi buruk. Kalaupun bisa sembuh dari virus corona, apakah kerusakan yang terjadi pada paru-paru benar-benar bisa pulih kembali 100 persen?

Tak ada yang tahu, lantaran masih ada faktor umur dan riwayat kesehatan yang turut memengaruhinya. Semakin tua usia, serta kehadiran penyakit lain seperti diabetes, kanker, dan sebagainya, memperkecil peluang sembuh dari bahaya kerusakan paru-paru akibat virus corona.

Begitulah kurang lebih penjelasan soal betapa bahayanya virus corona. Kehadirannya mungkin baik bisa menyatukan dunia, tapi membiarkan virus corona tetap ada sama saja mendekatkan diri pada kematian. Stay safe all, tetap di rumah, social distancing, dan mari kita basmi virus corona bersama!