Eks Presenter Olahraga Mia Khalifa Curiga Ada Konspirasi Ledakan di Lebanon

Rabu, 5 Agustus 2020 21:37 WIB
Penulis: Nadia Riska Nurlutfianti | Editor: Ivan Reinhard Manurung
 Copyright:

INDOSPORT.COM – Presenter olahraga sekaligus mantan bintang film dewasa, Mia Khalifa menduga adanya konspirasi yang melatarbelakangi ledakan dahsyat yang terjadi di Beirut, Lebanon pada Selasa (04/08/20) kemarin.

Negara Lebanon saat ini tengah diguncang bencana yang dikabarkan disebabkan dari gudang kembang api, yang daya ledakannya dianggap menyerupai serangan nuklir.

Meski demikian, Mia Khalifa meragukan informasi tersebut. Bahkan melalui sejumlah unggahan di akun Instagram pribadinya, ia menilai ada sejumlah konspirasi yang menyebabkan ledakan dahsyat tersebut terjadi.

Mantan presenter olahraga hockey yang juga meripakan warga Lebanon-Amerka Serikat yakin bahwa bencana tersebut bukan disebabkan karena kembang api, melainkan akibat dari kelompol milisi Hizbullah diduga menyimpan bahan peledak di tempat terjadinya insiden mengerikan itu.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Mia K. (@miakhalifa) on

"Bukankah Hizbullah berbohong kepada orang-orang Lebanon tentang menyembunyikan bahan peledak di tanah kami, dengan mengatakan ledakan ini berasal dari kembang api. Kembang api?," tulis Mia Khalifa di salah satu unggahannya.

“Anda adalah aib dan rakyat Lebanon pantas mendapatkan yang lebih baik. Anda tidak akan bertemu dengan Tuhan karena Dia akan melihat siapa anda sebenarnya karena anda telah bertindak kejam kepada rakyat Lebanon,” jelasnya.

Selain itu, Mia Khalifa juga membagikan tautan di bio Instagram-nya kepada orang-orang untuk menggalang dana yang bertujuan membantu orang-orang Lebanon.

Sekadar informasi, Hizbullah yang memiliki arti ‘Partai Allah’ telah berdiri sejak tahun 1982 oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran, dan menjadi kelompok paling kuat di Lebanon.

Berdasarkan informasi beredar, ledakan tersebut disebabkan lantaran adanya sekitar 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di gudang pelabuhan Beirut yang terbakar. Bencana ini telah merenggut 74 korban jiwa dan ribuan orang lainnya mengalami luka-luka.