Dewi Yuliawati adalah salah satu atlet yang berhasil keluar dari keterbatasan hidup. Atlet dayung yang pernah meraih medali emas di PON 2016 tersebut sempat dililit kemiskinan sebelum dirinya menjadi seorang atlet.
Atlet dayung binaan Pelatnas Indonesia itu sudah mampu lolos ke Olimpiade Rio de Janeiro dengan jalur kualifikasi pada 2016 silam. Namun, tak ada yang menyangka jika Dewi yang tercatat sebagai pedayung Indonesia kedua yang tampil di Olimpiade itu sempat mengalami pahitnya kehidupan karena terjepit situasi ekonomi.
Dewi tumbuh dan besar di Muara Angke, Jakarta Utara. Dia tinggal bersama dengan kedua orang tuanya dan 8 saudara kandungnya dalam sebuah gubuk berukuran kecil, 3x3 meter persegi.
- Test Event Asian Games, Sumsel Tuan Rumah Kejurnas Bowling
- Hadapi Asian Games, Timnas Indonesia Akan Latihan di Ukraina
- Gawat! Gara-gara Tidak Sesuai Standar, 2 Nomor Ini Terancam Dicoret dari Asian Games 2018
- Dapat Dukungan Menpora dan Wapres, Pemerintah Pertimbangkan Liburkan Sekolah Selama Asian Games
- Tim Pencak Silat Indonesia Kerahkan Kekuatan Penuh di Test Event Asian Games
Dengan kondisi terhimpit kemiskinan, Dewi mengakui dirinya pernah dipaksa oleh sang ibu untuk menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW). Namun dirinya terus menolak, dan mantap untuk tetap bersekolah.
Saat masa sekolah menangah, Dewi kerap membantu meringankan perekonomian keluarganya dengan menjadi pengupas kerang hijau (kijing). Lalu upah 5 ribu rupiah dari hasil mengupas kerang itu ia gunakan untuk ongkos berangkat ke tempat latihan. Sementara untuk pulang Dewi mengaku kerap menumpang ke mobil lain.
"Soal ongkos pulang, saya tidak mikir. Yang penting berangkat dulu , pulangnya mah mau BM (bonceng mobil) atau saya minta bayarin. Pokoknya saya tidak mikir yang penting sampai dulu ke tempat latihan," ujarnya.
Pilihan Dewi untuk menekuni dayung sebenarnya bukan tanpa larangan orang tua. Beberapa kali Dewi dilarang mengikuti latihan saat ia berlatih di Pusat Pembinaan Latihan Pelajar Daerah (PPLPD) DKI Jakarta.
Orang tua peraih medali Emas PON 2016 itu mengkhawatirkan sang anak yang tidak bisa berenang,mengingat olahraga dayung dilakukan di perairan dalam. Dewi bahkan belum bisa berenang hingga kini saat dirinya sudah berstatus sebagai olimpian.
Namun Dewi tetap terus menggeluti olahraga dayung, terlebih karena dukungan yang ia dapat dari kedua guru SMP-nya saat itu. Kedua guru tersebut membantu biaya sekolahnya, tak hanya itu mereka juga memberi support kepada Dewi agar dirinya dapat menjadi atlet andal.
Kini Dewi Yuliawati bisa dikatakan berhasil mengangkat perekonomian keluarganya lewat olahraga. Dirinya bahkan mampu berkuliah di jurusan PGSD di Universitas Negeri Jakarta.
"Alhamdullilah, saya sudah bisa membeli sawah dan membangun rumah yang layak tinggal di kampung. Kini, saya tak perlu lagi jadi TKW untuk ke luar negeri. Jadi, olahragawati saja saya bisa keliling dunia," ujarnya dinukil dari berbagai sumber.