INDOSPORT.COM - Tinggal di negara yang tengah dilanda perang bertahun-tahun seperti Suriah jadi tantangan tersendiri bagi para atletnya. Namun itu tak jadi alasan untuk tak berprestasi di ajang sebesar Asian Games 2018.
Majd Eddin Ghzal asal Suriah patut berbangga setelah berhasil meraih perunggu di nomor lompat tinggi putra dengan lompatan setinggi 2,24 meter. Dia berbagi medali dengan atlet Jepang Naoto Tobe dengan tinggi lompatan sama.
Sementara medali emas diraih atlet China Wang Yu dengan lompatan 2,30 meter dan perak direbut atlet Korea Selatan Woo Sang-hyeok dengan lompatan 2,28 meter.
Bagi Ghzal medali itu terasa berarti karena menjadi medali pertamanya di Asian Games 2018 Jakarta-Palembang ini. Apa pendapat atlet 31 tahun ini?
"Ini memang bukan penampilan terbaik saya. Saya masih bisa melompat 2,40 meter. Ini Asian Games ketiga saya dan ini medali pertama saya untuk negara saya. Ini pastinya berarti untuk saya," paparnya kepada Xinhua News Agency.
Target berikutnya adalah mempersiapkan diri untuk kejuaraan dunia atletik di Doha tahun depan dan Olimpiade Tokyo 2020.
"Saya tentu ingin berlaga di sana. Setiap atlet ingin meraih medali, apapun warnanya di ajang Olimpiade. Tetapi persaingan jelas ketat jadi saya harus mempersiapkan diri dengan baik," ujarnya.
Bagaimana tanggapannya mengenai tanah airnya yang porak poranda akibat perang berkepanjangan? Ghzal justru mengungkapkan optimismenya dengan mengatakan kondisi negaranya ada perubahan lebih baik.
"Saya ingin mengatakan pada dunia bahwa kondisi di Suriah semakin membaik. Anda bisa datang ke tempat saya kapanpun," tambahnya.
Atlet Malaysia Rusak Properti Asian Games 2018 Usai Kalah
Terus Ikuti Berita Olahraga Asian Games 2018 Lainnya Hanya di INDOSPORT