MotoGP

Carlo Pernat Ungkap 2 Kesalahan Terbesar Honda di MotoGP, Apa Saja?

Selasa, 11 Agustus 2020 14:05 WIB
Penulis: Nadia Riska Nurlutfianti | Editor: Indra Citra Sena
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Pengamat kondang MotoGP, Carlo Pernat mengungkapkan kesalahan terbesar tim Honda di kelas premier, yakni melepas Dani Pedrosa ke tim KTM Factory.

Pendapat tersebut berdasarkan hasil kejutan di MotoGP Ceko pada akhir pekan lalu, di mana para pembalap non-unggulan seperti Brad Binder (KTM), Franco Morbidelli dan Johann Zarco (Reale Avintia Ducati) sukses naik podium.

Sementara para pembalap tim Honda yakni Alex Marquez finis di peringkat ke-15 dan Stefan Bradl selaku pengganti Marc Marquez berada diposisi paling buncit (ke-18). Catatan terbaik hanya direngkuh oleh Takaaki Nakagami (P8) dan Cal Crutchlow (P13).

Tentunya hasil ini membuat banyak pihak berpendapat bahwa tak adanya Marc Marquez, tim Honda tak mampu kompetitif. Bahkan Carlo Pernat menambahkan bahwa salah satu kesalahan terbesar tim asal Jepang itu ialah melepas Dani Pedrosa untuk menjadi test rider dan membantu pengembangan motor KTM.

“Semua keraguan saya tentang KTM sudah sirna. Hasil ini adalah bagian dari strategi Honda dan Alberto Puig (bos tim), yakni membiarkan Dani Pedrosa pergi dan menjadi test rider untuk KTM. Ini adalah kunci dari kesalahan terbesar mereka,” ujar Carlo Pernat, dikutip dari laman GP One.

“KTM mulai menunjukkan tajinya berkat kerjasama yang hebat dan Brad Binder begitu tampil apik seperti pembalap berpengalaman, bukan pemula,” tambahnya.

Selain itu, Carlo Pernat juga mengatakan bahwa saat ini Honda tengah terpuruk, dengan sejumlah masalah yang mereka alami saat ini di ajang MotoGP yang disebabkan kesombongannya sendiri.

“Honda dalam bencana. Crutchlow akan hengkang ke Aprilia, Bradl sudah lama tak balapan, Alex Marquez rookie yang kesulitan, Nakagami tidak buruk. Marc Marquez pemenang, namun Honda salah karena tak fokus dengan tim satelit seperti yang dilakukan Ducati, Yamaha dan KTM. Jadi ini bayaran atas kesombongan mereka,” jelasnya.

Carlo Pernat turut menambahkan bahwa tak adanya Marc Marquez di kelas premier membuat kejuaraan MotoGP menjadi rata, dan tidak ada primadona yang selalu mendominasi balapan.