MotoGP

Pemerintah Yakin MotoGP Mandalika Bawa Potensi Bisnis hingga Ratusan Miliar

Jumat, 11 Juni 2021 13:19 WIB
Penulis: Nadia Riska Nurlutfianti | Editor:
© Twitter/MotoGP
Desain Sirkuit Mandalika untuk WSBK 2021 dan MotoGP 2022. Copyright: © Twitter/MotoGP
Desain Sirkuit Mandalika untuk WSBK 2021 dan MotoGP 2022.

INDOSPORT.COM – Pemerintah yakin bahwa kejuraan balap World Superbike (WSBK) dan MotoGP Mandalika yang digelar di sirkuit Mandalika membawa potensi bisnis hingga ratusan miliar rupiah.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, yang mengatakan bahwa sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di kawasan wisata super prioritas Mandalika, NTB, memiliki potensi bisnis hingga Rp109,1 miliar dan akan memberikan efek pengganda ekonomi bagi masyarakat sekitar

“Pengembangan destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) ini akan membuka lapangan kerja baru. Akan ada banyak UMKM lokal yang terlibat langsung dalam menunjang wisata prioritas Mandalika,” kata Moeldoko, dilansir dari Antara.

Moeldoko menyebut beberapa UMKM yang akan menerima efek pengganda ekonomi karena keberadaan destinasi wisata adalah UMKM penyewaan mobil, penyewaan motor, makanan dan minuman (food and beverage/F&B), UMKM perkemahan dan akomodasi hunian sementara.

Serta adanya potensi paling besar yang berasal dari sektor UMKM F&B yang mencapai Rp80 miliar. Angka itu adalah estimasi yang dapat dihasilkan UMKM F&B dari setiap kejuaraan dalam perhelatan World Superbike (WSBK) padan 2021 dan MotoGP Mandalika 2022 nanti.

Sedangkan potensi bisnis penyewaan mobil diperkirakan senilai Rp10,2 miliar, penyewaan motor Rp1,8 miliar, UMKM camping Rp3,8 miliar, dan akomodasi hunian sementara (homestay) Rp13,3 miliar.

Moeldoko melanjutkan potensi bisnis tersebut merupakan hasil dari pembangunan pengembangan DPSP Mandalika yang bernilai investasi Rp4,54 triliun.

“Mulai dari pembangunan infrastruktur, sarana prasarana, pembangunan kawasan, perluasan bandara, hingga pembuatan homestay. Bahkan pengembangan DPSP Mandalika tidak hanya melibatkan BUMN, tapi perusahaan swasta lokal dan nasional,” tutur Moeldoko.