MotoGP

Rossi Pensiun, Ayah Simoncelli Sandingkan The Doctor dengan Maradona dan Schumacher

Jumat, 20 Agustus 2021 11:05 WIB
Penulis: Ilham Oktafian | Editor: Isman Fadil
© Steve Wobser/Getty Images
Valentino Rossi asal Italia dari tim Petronas Yamaha SRT. Copyright: © Steve Wobser/Getty Images
Valentino Rossi asal Italia dari tim Petronas Yamaha SRT.

INDOSPORT.COM - Ayah mendiang Marco Simoncelli, Paolo Simoncelli turut mengomentari keputusan pensiun yang diambil Valentino Rossi. 

Valentino Rossi telah memutuskan untuk gantung helm alias pensiun sebagai pembalap MotoGP pada akhir musim ini. Kabar mengejutkan itu datang jelang gelaran MotoGP Styria.

Berakhirnya kiprah Rossi jadi pembalap disinyalir lantaran performanya yang mengalami penurunan. Ia tak kunjung memenangkan gelar setelah terakhir kali merengkuhnya 12 tahun silam.

Entah benar atau tidak yang jelas kabar pensiunnya Rossi telah mengagetkan banyak orang. Salah satunya ayah mendiang Marco Simoncelli, Paolo Simoncelli.

Paolo menyebut jika pensiunnya Rossi menandai sebuah era. Paolo sampai menyandingkan The Doctor dengan sosok Michael Schumacher di dunia F1 dan Diego Maradona di dunia olahraga si kulit bundar.

"Perpisahan Valentino Rossi dengan kejuaraan dunia adalah akhir dari sebuah era," tulis Paolo di blog resminya.

"Seperti Michael Schumacher, seperti Armando Maradona adalah satu yang menggerakkan massa, telah membuat jutaan orang bergairah tentang sepeda motor, telah membuatnya dikenal di dunia," tambahnya.

Paolo menambahkan jika Rossi merupakan sosok yang ikonik bagi negaranya maupun orang luar negeri. Ia menyebut jika nama Valentino Rossi kadung lekat dengan symbol Italia.

"Pergi ke luar negeri dan bagi mereka Italia adalah pizza, spageti, dan Valentino Rossi," tambahnya.

"Bahkan jika bagi saya Valentino adalah ras Afrika Selatan tahun '04, siapa yang ada di sana tahu. Jangan terlalu sedih. Dia punya sudah begitu banyak dari olahraga ini, dia telah memberikan segalanya, tapi ini adalah siklus kehidupan. 

"Waktu hampir habis, tapi apa yang bagi orang lain adalah momen singkat dia mampu menjadikannya abadi dengan menulis sejarah”.