Ketatnya Persaingan Bulutangkis Dunia, PBSI Perlu Program Percepatan Bibit Muda

Selasa, 11 Oktober 2016 20:49 WIB
Editor: Ramadhan
© Ratno Prasetyo/INDOSPORT
 Copyright: © Ratno Prasetyo/INDOSPORT

Mantan pelatih nasional, Mulyo Handoyo mengungkapkan saat ini kualitas antara pemain senior dengan pemain muda di Indonesia cukup timpang.

Tak heran, di turnamen besar dunia pada tingkat super series, kejuaraan dunia, atau bahkan Olimpiade, masih muka-muka lama yang diandalkan untuk mempertahankan tradisi emas Indonesia.

“Kita harus punya program akselerasi. Jangan sampai kita malah makin ketinggalan,” kata pelatih yang mengantarkan Taufik Hidayat meraih emas Olimpiade 2004 Athena, Yunani itu.

“Kita lihat Carolina Marin dan Victor Axelsen saja sudah bisa mendapatkan medali Olimpiade di usia awal 20-an. Sementara kita di kejuaraan kelompok umur internasional, belum banyak yang muncul,” tambahnya.


Mantan pelatih nasional, Mulyo Handoyo

Mulyo yang pernah juga melatih di Singapura menambahkan, turnamen dengan kategori kelompok umur saat ini memang menjamur di Indonesia. Sayangnya, belum banyak yang bisa diorbitkan oleh PP PBSI.

Ke depan, PBSI yang akan menggelar musyawarah nasional akhir Oktober nanti diharapkan lebih mengakomodasi para talenta muda.

Salah satu cara yang bisa digunakan ialah dengan membentuk tim nasional yunior kelompok umur yang juga sudah dilakukan oleh negara lain.


Suasana latihan bulutangkis di Indonesia

Selain itu, hal lain yang perlu diperhatikan adalah mengenai sentra latihan di daerah, selain juga di klub, perlu dihidupkan kembali.

“Infrastrukturnya sudah ada, sehingga pembinaan bisa dilakukan secara merata, tidak hanya terpusat di Jawa,” katanya.

Sementara itu pengamat olahraga, Anhar Nasution mengatakan, potensi atlet bulutangkis muda di seluruh provinsi di Indonesia belum terlalu dilirik oleh PP PBSI.

Anhar berharap, momentum munas bisa menghasilkan pemimpin yang lebih memperhatikan lagi potensi daerah, sehingga regenerasi atlet bulutangkis Indonesia terus berjalan.