Indonesia Open 2017

Ancam Tembak Wartawan, Oknum Brimob Dapat Dipecat

Senin, 19 Juni 2017 13:32 WIB
Editor: Gema Trisna Yudha
© Grafis: Tim/Indosport.com
Kekerasan Terhadap Jurnalis. Copyright: © Grafis: Tim/Indosport.com
Kekerasan Terhadap Jurnalis.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, mengecam aksi kekerasan yang dilakukan oknum Brimob di ajang Indonesia Open 2017. Dalam turnamen level super series premier tersebut, sejumlah oknum Brimob menganiaya wartawan LKBN Antara, Ricky Prayoga.

Menurut Neta, sikap oknum Brimob tersebut merupakan bukti arogansi yang masih dimiliki oknum aparat. Padahal seharusnya, keberadaan aparat membuat masyarakat merasa terlindungi.

© Istimewa
Kekerasan Terhadap Jurnalis. Copyright: IstimewaKekerasan terhadap jurnalis.

"Ini menunjukkan bahwa anggota Brimob itu masih mengedepankan sikap arogan dan tidak menyadari fungsinya sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat," kata Neta.

Baca juga:

Bila perlu, lanjut Neta, pimpinan Polri dapat memberhentikan oknum Brimob tersebut karena bertentangan dengan prinsip polisi sipil yang profesional yang dianut Polri.

"Dengan adanya kasus ini, sudah saatnya pimpinan kepolisian mengevaluasi semua penugasan anggotanya di lapangan. Artinya, polisi yang bersikap arogan dan cenderung menggertak masyarakat dengan senjata api, harus dilarang bertugas yang bersentuhan dengan publik, terutama wartawan," kata Neta.

© Youtube
Indonesia Open. Copyright: YoutubeSejumlah oknum Brimob menggiring Ricky Prayoga di ajang Indonesia Open 2017.

Aksi penganiayaan terhadap wartawan itu, menimpa Ricky saat tengah meliput babak final Indonesia Open 2017 pada Minggu (18/06/17) di Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC).

Tanpa diketahui penyebabnya, Yoga mendapat perlakuan tak menyenangkan dari anggota Brimob yang berada tak jauh dari sekitarnya. Selain melakukan aksi kekerasan dengan menarik dan mendorong Yoga, anggota Brimob tersebut juga mengancam akan menembaknya.