Indonesia Open 2017

Ini Respons Kemenpora Terkait Kekerasan Oknum Brimob ke Wartawan

Senin, 19 Juni 2017 18:55 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Lanjar Wiratri/INDOSPORT
Sesmenpora, Gatot S. Dewa Broto. Copyright: © Lanjar Wiratri/INDOSPORT
Sesmenpora, Gatot S. Dewa Broto.

Ajang Indonesia Open 2017 menjadi salah satu momen bersejarah bagi bulutangkis Tanah Air. Apalagi, dalam turnamen tersebut, pasangan ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir berhasil merebut gelar juara.

Namun, siapa yang sangka dalam turnamen tersebut, aksi kekerasan terhadap jurnalis kembali terulang. Kali ini menimpa pewarta LKBN Antara, Ricky Prayoga yang mendapat intimidasi dari oknum anggota Brimob.

Ricky yang tengah bertugas untuk meliput babak final Indonesia Open 2017 di Jakarta Convention Center pada Minggu (18/06/17) kemarin, mengalami kejadian yang tidak menyenangkan.

Baca Juga

Tanpa alasan yang jelas, dia dipiting dan mendapat perlakuan kasar dari anggota Brimob. Bahkan kejadian ini dterlihat dengan jelas pada video yang beredar dan menjadi viral di sosial media.

Menanggapi kejadian tersebut, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melalui Sesmenpora, Gatot S. Dewa Broto angkat bicara. Pria yang sebelumnya menjabat Deputi IV Kemenpora tersebut  sangat menyayangkan perlakukan kasar yang dialami Ricky.

© Muhammad Ginanjar/INDOSPORT
Deputi IV Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Gatot S Dewa Broto. Copyright: Muhammad Ginanjar/INDOSPORTGatot berharap kekerasan terhadap para jurnalis tidak terjadi lagi.

"Saya harap kejadian itu tidak terulang kembali. Berhubung videonya jelas, petugas terkait bisa diminta pertanggungjawabannya," ucap Gatot, Senin (19/06/17).

Gatot sendiri juga mengaku sudah memperlihatkan  video tersebut kepada pihak Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Baginya, hal ini secara tidak langsung dapat mencoreng citra PBSI.

© Youtube
Indonesia Open. Copyright: YoutubeMomen ketika Ricky dibawa oleh oknum berseragam Brimob.

"Saya sudah tunjukkan video tersebut kepada Sekjen PBSI. Dia memperhatikan concern Kemenpora. Bagaimanapun juga media itu mitra PBSI dan cabor apapun termasuk Kemenpora. Kasihan PBSI jika ternoda aparat seperti itu," tutup Gatot.