Legenda Ganda Putra Sebut Johan Wahyudi sebagai Pionir Ganda Putra Saat Ini

Kamis, 21 November 2019 19:04 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Arum Kusuma Dewi
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Legenda ganda putra Indonesia, Christian Hadinata angkat suara perihal mendiang Johan Wahyudi yang tutup usia pada Jumat (15/11/10) lalu.

Selama masih hidup dan aktif sebagai seorang pebulutangkis ganda putra, Johan Wahyudi diketahui memiliki segudang prestasi yang fenomenal. Duetnya bersama Tjun Tjjun telah menghasilkan banyak gelar untuk Indonesia.

Di antara semua gelar yang diraih Johan Wahyudi, dua gelar yang paling pretisius yang pernah diraihnya adalah menjadi juara dunia pertama dari Indonesia pada tahun 1977 dan meraih enam gelar turnamen tertua di Indonesia yakni All England.

Christian Hadinata selaku legenda ganda putra Indonesia sekaligus pemain yang juga pernah mengalahkan Johan Wahyudi menyebut sosoknya sebagai salah satu prototipe pemain ganda putra yang sangat bagus.

"Johan dan Tjun Tjun adalah prototipe pemain ganda putra. Rotasinya sangat bagus," kata Hadinata dilansir dar situs resmi BWF.

Meskipun berhasil mengalahkan pasangan Johan Wahyudi/Tjun Tjun di final All England 1973 dengan skor 15-1, 15-7, Christian Hadinata tetap menyebut kalau Johan/Tjun Tjun merupakan pasangan ganda putra yang sangat ideal dan gaya bermainnya sesuai dengan era sekarang.

"Pemain ganda putra di era sekarang bermain seperti mereka. Bersama saya dan Ade (Chandra), saya biasa bermain di depan dan Ade di belakang, itu mungkin cara bermain ganda putra konvensional."

"Johan dan Tjun Tjun adalah pasangan pertama yang bermain rotasi (efektif). Mereka memenangkan enam gelar All England dengan bermain seperti itu," pungkasnya.

Usai pensiun dari dunia bulutangkis, mendiang Johan Wahyudi memilih memutuskan untuk beralih profesi menjadi pengusaha. Dia pun kembali diminta menjadi manajer timnas untuk All England 1986, di mana ia membawa pemain-pemain muda seperti Ardy B. Wiranata, Alan Budi Kusuma, Fung Permadi, dll.

Hasilnya sungguh di luar dugaan. Johan Wahyudi berhasil membawa seorang pemain mencapai semifinal meskipun akhirnya gagal meraih juara.

Setelah bertahun-tahun luput dari perhatian pemerintah, ia mendapat penghargaan ketika diundang untuk menghadiri acara peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) di Yogyakarta, pada 2013.