BWF World Tour Finals: Dikalahkan Momota, Jonatan Christie Ungkap Penyesalan Terbesarnya

Sabtu, 14 Desember 2019 07:13 WIB
Penulis: Elizabeth Ayudya Ratna Rininta | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© Matt Roberts/Getty Images
Jonatan Christie menyesal tak mampu tampil apik saat bertemu Kento Momota di fase penyisihan grup BWF World Tour Finals 2019. Copyright: © Matt Roberts/Getty Images
Jonatan Christie menyesal tak mampu tampil apik saat bertemu Kento Momota di fase penyisihan grup BWF World Tour Finals 2019.

INDOSPORT.COM - Jonatan Christie menyesal tak mampu tampil apik saat bertemu Kento Momota di fase penyisihan grup BWF World Tour Finals 2019. 

Jonatan Christie harus mengubur harapannya untuk bisa lolos ke babak semifinal BWF World Tour Finals 2019 Guangzhou setelah menerima kekalahan 14-21 dan 14-21 dari  tunggal putra Jepang, Kento Momota pada laga ketiga fase penyisihan Grup A.

Pada laga yang berlangsung di Tianhe Gymnasium, Jumat (13/12/19), Jojo mengaku kecewa dan menyesal tak dapat tampil apik saat bertemu tunggal putra nomor stau dunia tersebut.

“Jujur saya kecewa dengan permainan saya hari ini. Bukan soal menang-kalahnya atau lolos tidaknya, tapi lebih ke permainan saya yang nggak keluar sama sekali bahkan untuk mengimbangi permainan Momota,” tutur Jonatan Christie, dilansir dari laman resmi PBSI.

Sebelumnya, di fase penyisihan Grup A BWF World Tour Finals 2019 Guangzhou, Jonatan mampu menorehkan satu kemenangan atas Anders Antonsen (Denmark) di laga pertama, dan kalah dari Wang Tzu Wei (Taiwan) di pertandingan berikutnya.

“Sebetulnya saya punya start yang bagus di kejuaraan ini, waktu menang di pertandingan pertama. Tapi sayang momentum saya drop saat kalah di pertandingan kedua. Karena ini world tour finals pertama saya, jadi ini jadi pembelajaran berharga lagi buat saya untuk kedepannya bisa lebih baik lagi,” tuturnya.

Tidak bisa melanjutkan perjuangannya di BWF World Tour Finals 2019 Guangzhou, Jonatan mengatakan bila dirinya akan segera memperbaiki penampilan dengan beberapa catatan yang sudah dikantonginya.

Pertama, ia harus lebih siap secara fisik, kedua mempertajam akurasi pukulan, dan yang terakhir harus belajar bermain efisien dan bisa menjaga ritme permainan.