Cerita Eks Pelatih yang Dicampakkan Sindhu, Musuh namun Kagumi Susy Susanti

Minggu, 5 Januari 2020 12:35 WIB
Penulis: Nadia Riska Nurlutfianti | Editor: Indra Citra Sena
© MWF Badminton
Mantan pelatih bulutangkis putri India, Kim Ji-hyun, ternyata hingga saat ini masih menganggumi legenda tunggal putri Indonesia, Susy Susanti. Copyright: © MWF Badminton
Mantan pelatih bulutangkis putri India, Kim Ji-hyun, ternyata hingga saat ini masih menganggumi legenda tunggal putri Indonesia, Susy Susanti.

INDOSPORT.COM - Pelatih bulutangkis asal Korea Selatan, Kim Ji-hyun, ternyata hingga saat ini masih menganggumi legenda tunggal putri Indonesia, Susy Susanti.

Nama Ji-yun masih menjadi perbincangan hangat lantaran dirinya merasa dicampakan oleh tunggal putri unggulan India, P.V. Sindhu. Dia menyebut mantan anak asuhnya tersebut tak punya hati dengan sikapnya yang di luar batas dan tak menghormati pelatihnya sendiri.

Sosok Ji Hyun pun langsung menjadi perhatian dan penasaran dengan latar belakangnya di dunia bulutangkis. Wanita berusia 45 tahun tersebut merupakan mantan atlet tunggal putri Korea Selatan periode 1980-1990.

Kala itu, Kim Ji-hyun masih bersaing sengit dengan rekan senegaranya Bang Soo-hyun, Camilia Martin (Denmark), Gong Ruina (China), dan Susy Susanti selaku pemain tunggal putri legendaris Indonesia.

Eks pelatih bulutangkis India tersebut turut mengungkapkan bahwa rival terberatnya ialah Susy Susanti lantaran sulit dikalahkan karena memiliki stamina yang kuat serta bermain dengan baik. Hal tersebut membuat Ji-hyun hingga saat ini menganggumi sosok Susy meski dulu menjadi rival beratnya.

“Tunggal putri di era saya jarang membuat kesalahan. Apalagi Susy Susanti, sangat sulit saat melawannya. Dia bisa bermain sangat baik, jarang melakukan kesalahan,” ujar Kim Ji-hyun, dilansir dari laman resmi BWF.

“Dia sering bermain rally panjang. Pukulannya bersih, dan dropshot-nya sangat cantik! Satu setengah jam melawan Susy Susanti anda bisa kalah. Apalagi jika bermain di Indonesia, bisa-bisa hanya waktu setengah jam saja,” tambahnya.

Selain itu, Ji-hyun juga membeberkan perbedaan gaya permainan tunggal putri dulu dan kini. Jika saat ini para pemain lebih mengutamakan kecepatan, namun berbeda dengan eranya.

Kim Ji-hyun menuturkan pada eranya permainan tunggal putri lebih banyak membutuhkan aspek kebugaran lantaran dalam satu pertandingan bisa memakan waktu dua jam

“Mungkin saat ini lebih condong dalam kecepatan ritme pemainan, tapi di era saya stamina lebih penting. Jika seorang tunggal putri tak bisa fit, dipastikan kalah. Dulu kami harus siap bermain hingga dua jam dan banyak bermain dropshot, dan jenis pukulan stroke yang bagus,” tutupnya.