Jawara Malaysia Open yang Tak Setia dengan China demi Indonesia

Kamis, 2 April 2020 01:46 WIB
Penulis: Mohammad Khalid Syihabuddin | Editor: Rafif Rahedian
© kumparan/medcom
Jawara Malaysia Open yang Tak Setia dengan China Demi Indonesia Copyright: © kumparan/medcom
Jawara Malaysia Open yang Tak Setia dengan China Demi Indonesia

INDOSPORT.COM - Keluar sebagai juara Malaysia Open pada tahun 1990 dan 1992, membuat mantan tunggal putri, Huang Hua tak setia dengan China dan lebih memilih menjadi Warga Negara Indonesia.

Setelah Huang Hua menjuara tunggal putri Malaysia Open dua edisi berbeda, dirinya lebih memilih menjadi warga negara Indonesia ketimbang warga negara China.

Sudah menjadi warga negara Indonesia, Huang Hua saat ini menetap di pulau Jawa, tepatnya di daerah Klaten, Jawa Tengah.

Huang Hua adalah pebulutangkis yang lahir di Nanning, Guangxi, China pada 16 Noverber 1969 dan saat ini berusia 50 tahun.

Pada masa kecilnya, ia tak mengenal sama sekali mengenai bulutangkis, namun seiring berjalannya waktu ia berhasil menjelma sebagai salah satu pebulutangkis yang sangat disegani di dunia.

Bersama mantan pebulutangkis asal Indonesia, Susi Susanti mereka saling sikut demi menjadi yang terbaik. Bahkan jika dihitung dalam 7 pertemuan mereka, Huang berhasil memenangkan 3 kali dan hanya mengalami 1 kekalahan dari manajer PBSI saat ini.

Selain menjuarai Malaysia Open, Karier Huang Hua bersama China bisa dibilang cukup mentereng. Ia pernah mendapatkan medali perunggu di Olimpiade Barcelona 1992 dan sukses mempersembahkan Piala Uber tahun 1990 dan 1992 untuk Negeri Tirai Bambu ini.

Wanita hebat kelahiran Nanning ini juga pernah menduduki peringkat 1 dunia pada tahun 1991 berkat usaha dan prestasinya yang luar biasa.

Namun, keputusan mengejutkan tiba-tiba diambil ketika ia sedang berada di puncak kariernya. Pertemuan dengan seorang pengusaha asal Klaten, Jawa Tengah, Tjandra Budi Darmawan merupakan awal kisah perjalanan hidupnya menjadi seorang WNI.

Pertemuan saat turnamen Indonesia Open 1992 ini menjadi awal kisah cinta bak Galih dan Ratna yang berujung kepelaminan pada tahun 1993.

Dengan keputusannya yang kontroversial dan tiba-tiba itu membuat dirinya dicap sebagai warga negara yang tak setia dan lebih memilih laki-laki asal Indonesia.

Cibiran yang dilontarkan kepada dirinya tak mebuat keputusannya menjadi WNI berubah. Ia tetap memilih bersama sang suami dan menetap di Klaten, Jawa Tengah.

Pernikahannya bersama Tjandra selama 26 tahun, saat ini dirinya dikaruniai tiga orang anak. Sekarang ia lebih aktif bermain ketoprak di tempat tinggalnya.

1