Shatha Al-Mutairi dan Rana Abu Harbesh, Srikandi Bulutangkis Arab Saudi

Senin, 10 Agustus 2020 21:32 WIB
Editor: Arum Kusuma Dewi
© INASGOC
Atlet bulutangkis Arab Saudi, Rana Abu Harbesh. Copyright: © INASGOC
Atlet bulutangkis Arab Saudi, Rana Abu Harbesh.

INDOSPORT.COM – Rana Abu Harbesh dan Shatha Al-Mutairi siap menjadi wajah revolusi olahraga kaum hawa, khususnya bulutangkis di negaranya, Arab Saudi.

Ganda putri ini mulai memikat hati para pencinta bulutangkis ketika tampil di gelaran Asian Games di Jakarta pada 2018 lalu. Pengalaman itu menjadi yang pertama bagi mereka bertanding di ajang sekelas Asian Games.

Baik Rana (24 tahun) maupun Shatha (25 tahun) mencatat debut yang tak mulus. Tampil di partai tunggal dan ganda putri, keduanya tersingkir mudah di babak pertama. Rana takluk dari Cheung Ngan Yi, 2-21 dan 5-21 sementara Shatha kalah dari Kavidi Sirimannage, 4-21 dan 4-21.

Hasil tersebut memang tak mengejutkan dan keduanya memandang kekalahan itu sebagai momen pembelajaran.

“Ini pertama kalinya saya bermain di Asian Games, jadi saya merasa gugup, tapi tidak apa-apa. Saya senang sekali dan semoga di masa depan saya bermain lebih baik. Saya dapat pengalaman banyak dari sini,” tuturnya saat itu, dikutip dari Arab News.

Senada dengan kedua anak didiknya, pelatih Mohammed Awad Ammar juga mengakui bahwa di masa depan, pengalaman tersebut akan menjadi pelajaran berharga.

“Badminton putri terbilang baru di Arab Saudi, jadi kami hanya fokus di level performa dan mengabaikan skornya. Gol kami adalah mencapai Olimpiade Tokyo 2020,” tuturnya.

Wanita di bidang olahraga memang masih dipandang sebelah mata di Arab Saudi, tetapi Rana Abu Harbesh dan Shatha Al-Mutairi bertekad mempopulerkan aktivitas ini.

“Sudah ada pertandingan untuk perempuan di Arab Saudi saat ini dan bagus jika kami bisa menikmatinya. Sekarang saya punya banyak teman yang bermain badminton, semoga di masa depan terus berlanjut,” bilang Shatha.

Keduanya sebelumnya melakoni debut lain saat berpartisipasi di Kejuaraan Bulutangkis Junior Asia di Jakarta. Kemudian tahun lalu, Rana dan Shatha serta dua pemain putri lainnya mengikuti kejuaraan internasional di Kairo, Mesir.

Namun lagi-lagi keduanya masih belum beruntung. Shatha dan Rana tersingkir di babak kualifikasi tunggal putra dan babak 32 besar ganda putri.