Hafiz/Gloria Gagal ke Olimpiade Tokyo 2020, Begini Reaksi PBSI

Sabtu, 29 Mei 2021 21:25 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Indra Citra Sena
© Shi Tang/Getty Images
Pasangan Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria E. Widjaja gagal tampil di Olimpiade Tokyo 2020, begini reaksi dari Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI. Copyright: © Shi Tang/Getty Images
Pasangan Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria E. Widjaja gagal tampil di Olimpiade Tokyo 2020, begini reaksi dari Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI.

INDOSPORT.COM - Pasangan Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria E. Widjaja gagal tampil di Olimpiade Tokyo 2020, begini reaksi dari Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Rionny Mainaky.

Pada Jumat (28/05/21), Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) melalui laman resminya mengumumkan bahwa perhitungan poin Race to Tokyo atau Kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 untuk bulutangkis resmi berakhir.

BWF menyatakan tidak ada lagi turnamen yang akan terhitung lagi untuk dalam kualifikasi Olimpiade. Dengan demikian berakhir pula mimpi ganda campuran no.2 Indonesia, Hafiz/Gloria untuk menemani rekannya Praveen Jordan/Melati Daeva bertanding di Olimpiade Tokyo 2020.

Kualifikasi Olimpiade Tokyo hanya meloloskan 16 pasangan teratas di sektor ganda campuran. Pada 2021, Hafiz/Gloria sudah mati-matian tampil terbaik untuk mengamankan peringkat delapan besar pada kualifikasi tersebut.

Namun, perjuangan mereka semakin berat setelah BWF mengumumkan pembatalan Malaysia Open 2021 yang termasuk dalam dua turnamen terakhir kualifikasi berakhir. Selanjutnya, Singapura Open juga ikut dibatalkan.

Pasangan Hafiz/Gloria menempati ranking menempati ranking 9 klasemen Olimpiade Tokyo 22020 dengan mengoleksi 60851 poin. Pasangan Indonesia terpaut 647 poin dari pasangan Inggris, Marcus Ellis/Lauren Sm

Terkait dengan ketidaklolosan dari pasangan ganda campuran Indonesia, Hafiz/Gloria ke Olimpiade Tokyo 2020, Kabid Binpres PBSI, Rionny Mainaky memberikan tanggapannya.

"Tadinya kami memang mau berkirim surat peninjauan kembali karena beberapa turnamen penting dibatalkan. Tetapi setelah berkonsultasi dengan Rudy (Bambang Roedyanto, Kabid Hubungan Luar Negeri), ia tidak merekomendasikan," katanya.

"Karena waktu sudah terlalu mepet dengan pelaksanaan Olimpiade dan akan sulit untuk misalnya menambah turnamen atau membatalkan salah satu turnamen untuk Eropa," kata Rionny dikutip dari situs resmi PBSI saat ditemui di Pelatnas, Jumat (28/05/21).