Kento Momota Ungkap Penyebab Tersingkir dari Olimpiade Tokyo

Kamis, 29 Juli 2021 13:50 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor:
© @bwfmedia
Kento Momota tertunduk setelah tersingkir dari Olimpiade 2020 usai dikalahkan wakil Korea Selatan, Heo Kwang-hee, dua set langsung, Rabu (28/07/21) malam WIB. Copyright: © @bwfmedia
Kento Momota tertunduk setelah tersingkir dari Olimpiade 2020 usai dikalahkan wakil Korea Selatan, Heo Kwang-hee, dua set langsung, Rabu (28/07/21) malam WIB.

INDOSPORT.COM –  Pebulutangkis tunggal putra nomor satu dunia asal Jepang, Kento Momota, mengungkapkan  penyebab dirinya bisa tersingkir dari Olimpiade Tokyo 2020 lebih awal.

Kento Momota tersingkir usai kalah dari wakil Korea Selatan, Heo Kwang-hee, dalam pertandingan pamungkas fase Grup A bulutangkis tunggal putra Olimpiade Tokyo 2020, Rabu (28/07/21) malam WIB.

Dalam pertandingan tersebut, Heo Kwang-hee membabat habis Kento Momota dalam dua set langsung dengan skor 21-15 dan 21-19.

Hasil itu membuat pebulutangkis nomor satu dunia versi BWF atau yang menjadi unggulan pertama pulang lebih cepat karena gagal lolos ke perempat final di Olimpiade yang digelar di rumah sendiri

Momota sempat meminta maaf kepada masyarakat Jepang melalui akun media sosialnya atas kekalahan mengejutkan ini. Secara terpisah, dirinya juga menjelaskan alasan dirinya gagal menuntaskan laga melawan Korea ini.

“Saya terdesak oleh pukulan lawan (Kwang-hee), dan saya ingin bermain dengan cepat, namun ketepatannya menjadi rendah,” ungkap Momota, dilansir dari Badminton Spirit.

“Saya tahu bahwa saya menembak (pukulan), tetapi saya mengubah ketinggian saya, saya pikir saya tidak melakukannya. Saya tidak berani dan saya tidak mampu bermain dengan tenang,” lanjutnya.

Momota, jauh di lubuk hatinya, sangat berharap bisa memenangkan pertandingan tersebut. Namun, pemain berusia 26 tahun itu berharap bisa memperbaiki kesalahan yang dibuatnya di turnamen berikutnya.

“Saya tidak ingin kalah, sebenarnya saya juga sangat ingin menang, dan saya telah bertanya-tanya alasan mengapa saya tidak bisa menunjukkan kekuatan saya ini jadi bahan evaluasi,” ujarnya.

“Saya mengalami masa-masa sulit dan berbagai hal, tetapi berkat banyak orang, saya kembali ke lapangan seperti ini dan meletakkannya di atas panggung yang saya dambakan. Saya tidak bisa memadamkannya, tetapi saya ingin berterima kasih kepada semua orang.”

“Penampilan itu membuat saya merasakan martabat nomor satu yang disandang dunia bulu tangkis meski kalah,” tandasnya.