Mengenang Duel Menyakitkan Indonesia vs Denmark di Final Piala Thomas 2016

Sabtu, 16 Oktober 2021 11:45 WIB
Penulis: Maria Valentine | Editor: Indra Citra Sena
© HUMAS PBSI
Jonatan Christie penuh kerja keras di Piala Thomas dan Uber 2016. Copyright: © HUMAS PBSI
Jonatan Christie penuh kerja keras di Piala Thomas dan Uber 2016.

INDOSPORT.COM - Kesempatan Indonesia untuk membawa pulang trofi Piala Thomas pupus ketika takluk dari Denmark pada 2016. Ketika itu, kota Kunshan di China menjadi saksi dominasi tim Denmark yang merengkuh gelar juara untuk pertama kalinya.

Di turnamen kali itu, Indonesia datang dengan status sebagai unggulan keempat dan Denmark unggulan dua.

China yang mendapat status unggulan pertama, malah terhenti lebih dulu di babak perempatfinal usai takluk dari Korea Selatan dengan skor 1-3.

Sementara tim Indonesia melaju mulus di perempatfinal dengan melawan Hong Kong dan mengandaskan Korea Selatan di semifinal dengan skor meyakinkan 3-1.

Denmark sendiri harus bekerja lebih keras menuju panggung final. Mereka menumbangkan Jepang di perempatfinal kemudian Malaysia di semifinal. Kedua laga tersebut berakhir dengan skor ketat 3-2.

Di partai pamungkas yang berlangsung 22 Mei 2016, Tommy Sugiarto dipercaya turun sebagai tunggal pertama. Melawan Viktor Axelsen yang sedang on fire, Tommy takluk dua set langsung, 17-21 dan 18-21.

Namun ketertinggalan Indonesia sanggup dikejar oleh ganda terbaik Merah Putih, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Ketika itu, Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding takluk dua set juga, 18-21 dan 13-21.

Di partai ketiga, Anthony Sinisuka Ginting gagal menyumbang angka. Ia kalah dari pemain berpengalaman, Jan O Jorgensen, 17-21 dan 12-21.

Namun lagi-lagi sektor ganda sanggup menyamakan kedudukan berkat aksi gemilang Angga Pratama/Ricky Karanda Suwandi. Angga/Ricky menghempaskan pasangan Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen, 21-16 dan 21-14.

Pertandingan pun berlanjut ke partai penentuan tunggal ketiga, yakni antara Ihsan Maulana Mustofa dan Hans-Kristian Vittinghus.

Vittinghus yang terpaut usia 10 tahun dari Ihsan, menunjukkan pengalaman dan kelasnya. Tunggal Indonesia tak diberi kesempatan untuk berkembang dan akhirnya Ihsan Maulana kalah 15-21 dan 7-21.