Termasuk Kegemukan, Ini Penyebab Cedera Praveen Jordan di Indonesia Open

Kamis, 16 Juni 2022 14:55 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Prio Hari Kristanto
© PBSI
Dari kegemukan hingga salah gerak, ini penyebab mundurnya pasangan ganda campuran Indonesia Praveen Jordan/Melati Daeva di Indonesia Open 2022. Foto: PBSI Copyright: © PBSI
Dari kegemukan hingga salah gerak, ini penyebab mundurnya pasangan ganda campuran Indonesia Praveen Jordan/Melati Daeva di Indonesia Open 2022. Foto: PBSI

INDOSPORT.COM - Pasangan ganda campuran Indonesia Praveen Jordan/Melati Daeva harus menarik diri dari babak 16 besar Indonesia Open 2022, Kamis (16/06/22).

Praveen Jordan/Melati Daeva terpaksa mundur dari Indonesia Open 2022 karena Praveen Jordan mengalami cedera pinggang.

Mundurnya Praveen Jordan/Melati Daeva pun diumumkan oleh Vita Marissa selaku pelatih keduanya. "Memang setelah Kejuaraan Asia kita cek, di situ istilahnya ada low back pain HNP L5 S1, jadi ada syaraf yang kejepit," ucap Vita Marissa.

Tentu kabar ini mengejutkan, sebab pada babak 32 besar Indonesia Open Praveen Jordan tampak baik-baik saja.

Terkait cedera yang dialami oleh Praveen Jordan memang banyak penyebabnya. Seperti diutarakan oleh dokter Octaviani yang memang banyak menangani pebulu tangkis Indonesia.

"Penyebabnya banyak ya, yang pasti karena dia atlet maka gerakan-gerakan tertentu yang salah juga pasti memicu," buka dr Octa saat ditemui di Istora Senayan.

"Kemudian tekanan-tekanan juga, lalu Jordan juga sempat berat badannya meningkat, itu juga pengaruh."

"Cuma menurut saya dia lebih ke gerakannya. Gerakan mendadak yang terlalu cepat tanpa disadari, bisa kompresi ke sarafnya," jelas dokter Octa.

Terkait proses penyembuhan cedera Praveen Jordan, dokter Octa pun mengaku tidak ada jangka waktu. Bahkan bisa saja Praveen Jordan harus naik meja operasi untuk penyembuhan cederanya ini.

"Tidak ada jangka waktu yang pasti. Tergantung dari fisik atletnya sendiri karena saraf tidak seperti otot, bisa kembali normal lagi."

"Kalau saraf itu enggak,jadi yang terbaik memang harus rest dulu," jelas dokter Octa.

"Kalau memang sampai terlalu menekan dan sakitnya tidak bisa ditahan lagi, bisa dioperasi. Itu pilihan terakhir," tutup dokter Octa.