x

Komentator Asing Sebut Hal Ini yang Buat Wakil China Tidak Lagi Menakutkan

Selasa, 27 Oktober 2020 08:35 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor:
Komentator asing mengungkapkan aasan dibalik penyebab pasangan ganda campuran China, Zheng Siwei/Huang Yaqiong tidak lagi begitu ditakuti.

INDOSPORT.COM - Komentator asing mengungkapkan aasan dibalik penyebab pasangan ganda campuran China, Zheng Siwei/Huang Yaqiong tidak lagi begitu ditakuti di turnamen bulutangkis internasional.

Dari video unggahan Instagram akun @ftosports.co, komentator asing mengungkapkan penyebab keruntuhan dinasti pasangan Siwei/Yaqiong  di partai final French Open 2019 lalu saat berhadapan dengan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.

Baca Juga
Baca Juga

Sejak pasangan Zhang Nan/Zhao Yunlei terakhir kali mendominasi hingga Olimpiade Rio 2016, tim bulutangkis China tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menemukan pengganti mereka.

Pada tahun 2018, kemunculan pasangan Zheng Siwei/Huang Yaqiong membuat China mulai bernapas lega karena kedua pemain itu perlahan-lahan mulai berhasil memonopoli podium turnamen bulutangkis internasional.

Terbukti, 7 gelar berhasil diraih oleh pasangan Siwei/Yaqiong pada tahun 2018. Bahkan mereka secara perlahan sukses menggeser dominasi pasangan senior Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Pada awal tahun 2019 sampai dengan pertengahan, pasangan China Zheng Siwei/Huang Yaqiong secara konsisten berhasil mempertahankan performa mereka yang mengandalkan permainan cepat dan pada saat itu belum ada pasangan manapun yang bisa menghentikan mereka.

Sampai akhirnya, di pertengahan tahun 2019 lalu, pasangan dari negara lainnya bangkit dan secara perlahan berhasil menghentikan duet wakil China untuk terus memonopoli podium juara.

Semenjak pertengahan tahun 2019, pasangan dari negara lain dinilai sudah tidak begitu menakuti permainan wakil China, karena komentator asing pada pertandingan di final French Open 2019 kontra pasangan Indonesia, Praveen/Melati mengungkapkan alasannya.

"Di tahun 2017, saya rasa pada saat itu tidak ada pasangan yang bisa mengimbangi mereka karena mereka all out attack dengan kecepatan pukulan +100/mil," komentator asing mulai membuka pembicaraan.

Komentator asing lebih lanjut menambahkan semuanya berubah saat ini karena pasangan lain mulai melakukan banyak perubahan dan terbiasa dengan gaya bermain Siwei/Yaqiong.

"Tapi, aku tidak merasa ini berjalan bagus untuk mereka lagi, karena pasangan lain mulai step up. Mereka belajar untuk meng-counter itu, mereka mulai belajar terbiasa dengan kecepatan itu," lanjut komentator asing.

"Itu yang kita sebut sebagai revolusi dan pasangan lain mulai terbiasa dengan hal itu. Oke, ini cara main mereka dan kita tahu harus melakukan apa," tambah komentator asing yang lain.

Pada awal tahun 2020 ini, pasangan Siwei/Yaqiong masih sukses merengkuh dua gelar di Malaysia Masters dan Indonesia Masters secara beruntun.

Baca Juga
Baca Juga

Tetapi naasnya, wakil China tidak berhasil mendulang hasil maksimal di gelaran All England 2020 kali ini setelah disingkirkan oleh wakil Belanda.

Di turnamen French Open 2019, pasangan Zheng Siwei/Huang Yaqiong diketahui mengalami kekalahan dari pasangan Indonesia Praveen/Melati dalam pertandingan rubber game dengan skor 24–22, 16–21, 12–21.

ChinaPraveen Jordan/Melati DaevaBulutangkisBerita OlahragaBerita SportZheng Siwei/Huang YaqiongBerita BulutangkisTim Bulutangkis Indonesia

Berita Terkini