x

Pebulutangkis Indonesia Divaksin sebelum ke Eropa, Media Asing: Perlukah Ditiru?

Selasa, 2 Maret 2021 12:52 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Nugrahenny Putri Untari
Momen saat M Rian Ardianto mendapatkan Vaksin di Istora Senayan, Jumat (26/02/21).

INDOSPORT.COM – Sejumlah pebulutangkis nasional Indonesia mendapatkan vaksin Covid-19 sebelum bertanding ke Eropa. Media asing menganggap ini sebuah langkah yang baik dan patut ditiru oleh negara lain.

Diketahui, sebanyak 82 penghuni Pelatnas PBSI, termasuk atlet, pelatih dan staf pendukung, diberikan vaksin Covid-19 tahap pertama pada hari Jumat, 26 Februari 2021 kemarin di Stadion Istora Senayan, Jakarta.

Vaksin ini memang diberikan oleh pemerintah Indonesia guna mengurangi kasus pandemi virus corona yang semakin hari semakin bertambah.

Dengan vaksin ini pula, diharapkan atlet bulutangkis, pelatih dan staf pendukungnya memiliki rasa aman selama mengikuti turnamen internasional.

Baca Juga
Baca Juga

Menyoroti langkah Indonesia tersebut, media asing, 360 Badminton, lantas membahas efektivitas vaksin sebagai kunci untuk mengembalikan turnamen bulutangkis menjadi normal.

Media tersebut kemudian menyoroti dua pendapat pebulutangkis tunggal putra papan atas, yakni Chou Tien Chen (Chinese Taipei) dan Jonatan Christie, serta Melati Daeva (Indonesia) di dalam menyikapi vaksin Covid-19 ini.

Jonatan Christie, yang absen di Swiss Open (2-7 Maret) namun diharapkan tampil di All England (17-21 Maret), jug menjadi salah satu pebulutangkis Tanah Air yang menyambut baik pemberian vaksin sebelum keberangkatannya ke Eropa.

Jonatan, yang baru-baru ini kehilangan saudaranya karena Covid-19, secara pribadi juga menganggap vaksin membantunya lebih fokus untuk berkompetisi.

“Dengan vaksin ini, kami jauh lebih fokus untuk berkompetisi, karena sebelumnya kami takut apakah kami akan menjadi Covid positif atau negatif,” lanjutnya.

Senada dengan Jonatan, ganda campuran terbaik Indonesia Melati Daeva juga mengaku merasa aman setelah divaksin meskipun harus tetap menjaga protokol kesehatan selama turnamen.

“Ini seperti digigit semut. Ya, seperti suntikan biasa. Saya berharap pandemi Covid cepat hilang, sehingga bisa kembali beraktivitas seperti biasa,” ujar Melati Daeva usai divaksin saat itu.

“Setelah divaksinasi, kami merasa lebih tenang, tapi tetap harus menjaga protokol kesehatan,” ujarnya lagi.

Baca Juga
Baca Juga

Meski begitu, media tersebut juga tak melupakan pandangan skeptis terkait vaksin Covid-19 yang dilontarkan tunggal putra nomor 4 dunia, Chou Tien Chen. Menurut Tien Chen, sejauh ini belum ada cukup penelitian dan ada laporan tentang efek sampingnya.

“Apakah Anda bersedia mengambil risiko (efek samping) sebelum Anda bersiap untuk kompetisi yang hanya berlangsung sekali setiap empat tahun?” ujar Chou Tien Chen.


1. Perlukah Vaksinasi Ditiru Negara Lain?

Jonatan Christie jadi salah satu pebulutangkis Indonesia yang baru saja divaksin.

Terlepas dari  perbedaan pandangan antara pebulutangkis Indonesia dan asing terkait vaksin Covid-19 ini, media tersebut memperlihatkan laporan John Hopkins terkait efektivitas vaksin.

Laporan menyebutkan vaksin Covid-19 dari Pfizer dan Moderna menunjukkan kemanjuran 95% dalam mencegah gejala virus baik ringan maupun berat. Ini berlaku di semua kelompok umur, ras dan etnis dan kedua jenis kelamin.

Terakhir, media itu menekankan bahwa langkah vaksinasi yang dilakukan Indonesia seharusnya bisa ditiru oleh negara lain untuk menghidupkan kembali bulutangkis secara normal.

Jika sebagian besar pemain mendapat vaksin tersebut, maka risiko infeksi dapat sangat berkurang selama turnamen, terutama dengan penambahan protokol yang ketat oleh penyelenggara.

PBSIJonatan ChristiePelatnas CipayungChou Tien ChenMelati Daeva OctaviantiBulutangkisBerita BulutangkisVirus CoronaSwiss Open 2021All England 2021

Berita Terkini