Asian Games 2014

Renang Minta Pemerintah Lunasi Utang

Senin, 13 Oktober 2014 17:14 WIB
Editor: Jhon Purba
 Copyright:

Hingga pengakuan Albert Sutanto terlontar, pengadaan barang untuk Asian Games 2014 belum tuntas. Asian Games 2014 yang berlangsung di Incheon, Korea Selatan, sudah berakhir pada 4 Oktober 2014.

“Saya mengharapkan pemerintah segera menyelesaikan permasalahan ini karena yang keluar uang untuk menalangi pengadaan alat justru tim manajer," ujar Albert Susanto di Jakarta, Senin, 13 Oktober 2014.

Albert mengemukakan tim manajer berinisiatif menalangi dana untuk pembelian peralatan pertandingan sekitar Rp100 juta. Langkah tersebut diambil setelah berkonsultasi dengan perusahaan pemenang tender.

Perusahaan pemenang tender mengaku khawatir tidak dapat menyediakan peralatan pertandingan sesuai waktu yang ditetapkan karena mengurus banyak cabang olahraga. Perusahaan kemudian menyarankan tim renang membeli sendiri peralatan sesuai spesifikasi yang disetujui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

"Tim manajer diminta beli dulu, nanti akan diganti. Tapi hingga kini tidak ada kabar berita, sama sekali tidak ada kejelasan,” sesal Albert Susanto.

Albert menyadari permasalahan yang dihadapi cabang olahraga renang tidak separah cabang olahraga lain. Namun dia tetap menyayangkan kejadian ini karena menunjukkan ketidakprofesionalan pemerintah mengurus olahraga.

“Ini sangat tidak benar. Ke depan harus ada terobosan. Beruntung tim manajer renang mau mengusahakan, coba kalau tidak. Artinya atlet akan memakai pakaian renang usang untuk tampil di Asian Games 2014,” kata Albert yang pernah menjadi andalan renang Indonesia pada era 1990-an.

Indonesia gagal memenuhi target 9-10 emas untuk masuk 10 besar Asian Games 2014. Dengan 4 emas, 5 perak dan 11 perunggu yang diraih, Indonesia menempati urutan ke-17 dari 37 negara.

Sebelum mengungkap masalah pengadaan barang, Albert pernah mengkritik kebijakan pemerintah dalam pemberian jatah uji coba bagi atlet. Pemberian jatah uji coba bagi setiap cabang olahraga tidak disamaratakan karena kebutuhan berbeda.

“Yang kami harapkan itu pemerintah mengakomodasi masing-masing cabang olahraga, bukan dibuat general. Kok semua cabang olahraga try out cuma dua kali, sementara di sebagian cabang kan berbeda-beda,” kritik Albert, beberapa waktu lalu.

Albert menegaskan untuk cabang olahraga yang mempunyai banyak pertandingan, seperti renang, jatah uji coba lebih dari dua. “Di renang itu pertandingannya gila banyaknya. Kalau kita hanya dapat dua kali pertandingan, itu minim," ujarnya.

Persiapan atlet renang menjelang kompetisi idealnya sepuluh kali. Pertimbangannya sebelum bertanding di kejuaraan sesungguhnya, perlu mengecek apakah strategi yang diterapkan sudah sesuai. Albert mencontohkan kasus perenang I Gede Siman Sudartawa yang gagal menyabet perunggu dalam Asian Games 2014. Di Incheon, Siman hanya selisih 0,18 per 100 detik dari atlet yang meraih perunggu. Siman kalah sejak awal dan arah renangnya agak miring. "Kalau kekalahan itu karena kurangnya faktor pertandingan, itu rasanya sakit sekali,” kecam Albert.

Bila Siman mendapat jatah uji coba lebih banyak, Albert yakin kesalahan tersebut bisa diperbaiki sejak awal sehingga tidak terjadi pada saat pertandingan. Walaupun gagal menyabet perunggu sesuai target, Albert memuji kinerja Siman yang sudah maksimal.