FIFA Tolak Boikot Piala Dunia di Rusia

Senin, 28 Juli 2014 14:17 WIB
Editor: Jhon Purba
 Copyright:

Dorongan pemboikotan hingga pemindahan tempat Piala Dunia 2018 makin merebak setelah bermunculan tudingan kalau Rusia bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di timur Ukraina oleh pasukan separatis pro-Rusia.

“Sejarah menunjukkan boikot pada acara olahraga, kebijakan isolasi atau konfrontasi bukan cara yang paling efektif untuk memecahkan masalah," demikian pernyataan FIFA.

FIFA berjanji akan terus mempromosikan dialog, pemahaman dan perdamaian di sepakbola internasional yang diselenggarakan. FIFA menegaskan sepakbola, terutama Piala Dunia, menjadi sorotan karena kerap menghadirkan perubahan positif.

“Kita melihat Piala Dunia FIFA menjadi kekuatan untuk kebaikan. FIFA percaya itu akan terjadi juga di Piala Dunia 2018 Rusia. Sepakbola solusi atas seluruh masalah, terutama yang berkaitan politik dan dunia,” jelas FIFA.

Sebelumnya Wakil Perdana Menteri Inggris Nick Clegg menyerukan agar FIFA mencabut hak Rusia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018. Clegg yakin pencabutan tersebut akan menjadi sanksi luar biasa bagi Rusia terkait kejatuhan pesawat Malaysia Airlines MH17.

“Apabila ada satu hal yang dipedulikan Vladimir Putin (Presiden Rusia), sejauh yang saya lihat, yang dia pedulikan hanya status. Hal ini dapat mengingatkan dia tidak lagi bisa meraih status yang sama di dunia jika Anda mengabaikan dunia. Mungkin hal itu akan memberikan beberapa dampak bagi pola pikirnya," kecam Clegg.

Cibiran Clegg berlanjut dengan sindiran kepada para pemimpin dunia akan terlihat lemah dan tidak tulus jika Piala Dunia dibiarkan berlangsung di Rusia tanpa ada perubahan sikap dari Putin.

“Putin tidak bisa menekan kesabaran masyarakat internasional melewati titik batas, membuat ketidakstabilan di negara tetangga, melindungi kelompok separatis bersenjata di Ukraina dan tetap memiliki keistimewaan dan menerima kehormatan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018,” tegas Clegg.

Tak hanya Piala Dunia, Clegg juga menyatakan Rusia tidak pantas menjadi tuan rumah Grand Prix Formula Satu (F1) yang akan berlangsung pada bulan Oktober.