Perasaan senang tak mampu disembunyikan Marko Pjaca saat diperkenalkan Juventus sebagai bagian dari Skuat Hitam-Putih. Sejumlah target pribadi pun ia canangkan.
"Saya sangat senang dan gembira bergabung dengan klub besar seperti Juventus," kata Pjaca seperti dikutip dari Football Italia. Tentunya saya ingin memenangkan trofi liga, atau bahkan melangkah sejauh mungkin di Liga Champions,” tegasnya pemain yang langsung memilih nomor 20.
Direktur Juventus Giuseppe Marotta (kanan) saat memperkenalkan Marko Pjaca sebagai rekrutan anyar Juventus musim 2016-17.
Lalu siapakah Marko Pjaca? Meskipun baru berusia 21 tahun ia sudah tampil secara profesional di 145 laga bersama klubnya Dinamo Zagreb maupun bersama klub sebelumnya Lokomotiv serta bersama timnas Kroasia. Total gol yang ia ciptakan sepanjang kariernya menembus 37 gol.
Pjaca memulai karir profesionalnya di Lokomotiva Zagreb pada 2012. Dua musim memperkuat klub tersebut ia tampil reguler dengan 47 penampilan di semua kompetisi dengan mencetak 9 gol, hingga akhirnya Dinamo Zagreb tertarik memboyongnya.
Di Dinamo Zagreb ia menjadi pemain inti. Dua musim di klub ini ia tampil hampir sepanjang musim dengan 60 kali penampilan dengan total koleksi 19 gol.
Bersama timnas Kroasia ia sudah bergabung sejak 2011 dengan memperkuat Kroasia U-17, hingga akhirnya bergabung skuat senior pada 2014 silam.
Di Euro Prancis 2016 kemarin langkah Pjaca bersama timnas Kroasia dihentikan oleh sang juara Portugal di babak 16 besar. Pjaca sempat masuk line up saat Kroasia kalahkan Spanyol 2-1 di babak penyisihan grup.
Lalu, seperti apa kemampuan dari Pjaca?
Pemain yang sebelumnya juga diincar Inter, AC Milan dan Liverpool ini adalah pemain yang serba bisa. Ia bisa beroperasi di sayap kiri maupun kanan, atau bahkan di tengah. Kemampuan lari dan dribbling bola di atas rata-rata pemain seusianya.
Pjaca memang senang ditempatkan di kiri, namun kaki kanannya juga mempunya kemampuan penguasaan bola yang mumpuni.
Video skill Marko Pjaca:
Pjaca dapat menjadi solusi alternatif bagi pelatih Juventus Allegri jika ingin memakai skema 4-4-2 yang membutuhkan pemain sayap serang yang punya naluri masuk ke pertahanan lawan. Maklum, beberapa musim ini Juve cenderung nyaman dengan formasi 3-5-2 yang mengandalkan mobilitas sayap yang cenderung kuat bertahan.
Selain itu ia adalah winger dengan produktivitas gol tinggi. Pjaca musim lalu yang mencetak 8 gol bersama Zagreb. Angka ini hanya kalah dua gol dari total gol penyerang Juventus asal Kroasia Mario Mandzukic yang mencetak 10 gol musim lalu.
Meski lahir dan besar di daerah Balkan namun Pjaca adalah fans berat dari Ronaldinho dan kultur sepakbola Brasil."Anda bisa lihat bahwa ia (Ronaldinho) benar-benar dilahirkan untuk bermain sepak bola," puji Pjaca seperti dikutip dari Goal
Juve sepertinya klub paling beruntung mendapatkan pemain dengan banderol 23 juta euro (Rp333 miliar) karena Pjaca memiliki kemampuan mengolah bola baik kaki kanan maupun kiri "Dia adalah salah satu pemain yang langka karena bisa menguasai dua arah sayap," puji Tomislav Ivkovic, mantan pelatih Pjaca di Lokomotiv.
Bakat Pjaca sudah mengalir dari darah sang ayah yang mantan pegulat serta ibu yang mantan atlet judo, Pjaca kecil sudah terbiasa dengan latihan atletik seperti lari serta kekuatan kaki dan tangan. Kemampuannya berebut bola di udara juga bagus meski punya tinggi standar pemain Eropa 1,86 meter.
"Jika ada orang yang mengingatkan saya pada gaya bermain Pjaca adalah gaya dari Karim Benzema," jelas mantan pelatihnya lagi. "Saya tidak mengatakan dia adalah next Benzema, namun punya naluri seperti Benzema jika dalam kondisi satu lawan satu dengan lawan," tegasnya..
Kemampuan lebih dari Pjaca adalah soal dribbling bola, seperti yang ia pamerkan saat Kroasia membekuk Spanyol 2-1 di Euro kemarin. Pertahanan Spanyol yang dikawal Sergio Ramos dkk tampak kocar-kacir.
Video Aksi Marko Pjaca (nomor punggung 20) saat Krosia bungkam Spanyol di Euro 2016 Prancis.