Purwanto, Mantan Wasit FIFA, Beberkan Cara Canggih Perbaiki Kinerja Perwasitan Indonesia

Senin, 27 Maret 2017 06:17 WIB
Editor: Gregah Nurikhsani Estuning
© Andreas Rentz/Bongarts/Getty Images
Wasit harus tegas dalam mengambil keputusan. Copyright: © Andreas Rentz/Bongarts/Getty Images
Wasit harus tegas dalam mengambil keputusan.

Wacana mendatangkan wasit asing seolah menjadi pelecut bagi para pengadil lapangan hijau. Kualitas dan ketegasan menjadi pertimbangan PSSI guna menjadikan pertandingan lebih bermutu melalui wasit asing.

Meski demikian, Purwanto menilai wasit lokal masih lebih baik untuk diberdayakan. Meski dengan orang yang sama, namun tingkat pengetahuan dan ilmu seorang wasit nasional perlu untuk dikembangkan.

Menurut mantan wasit nasional itu, kompetisi Liga 1 memang sebaiknya dipimpin oleh wasit yang memegang lisensi FIFA, meski tidak semua dari mereka layak.

"Standar terbaik wasit adalah memegang lisensi FIFA. Sebagian dari mereka sudah tidak bertugas secara internasional, ya berarti mereka disebut mantan wasit FIFA", ungkap Purwanto saat INDOSPORT berkunjung ke Stadion Brawijaya Kediri satu pekan lalu.

"Meski memegang lisensi FIFA, tidak otomatis dari mereka bisa langsung memimpin kompetisi profesional seperti Liga 1," imbuhnya.

Pak Pur menerangkan, hal itu tidak lepas dari tuntutan untuk melakukan upgrade untuk menjaga kualitas dari wasit itu sendiri.

"Idealnya setiap tahun, wasit harus upgrade lisensi. Ilmu dan pengetahuan sepakbola kan ada yang berubah, sehingga harus menyesuaikan", ujar mantan Ketua Komite Wasit PSSI Jawa Timur tersebut.

Meski demikian, pembenahan sepakbola nasional tidak hanya bertumpu pada figur korps baju hitam semata. Pak Pur juga menghimbau para pelaku sepakbola lainnya, untuk up grade ilmu sepakbola setiap waktu agar tidak terjadi insiden kekerasan seperti pengeroyokan wasit atau protes-protes keras di lapangan.

"Semua dikembalikan lagi kepada mereka, tidak hanya wasit. Pemain, pelatih dan pengurus klub juga harus tahu laws of the game yang terus dibenahi", pungkasnya.

867