Kartini di Arena Olahraga

Ratna Mustika, Kartini-nya Pesepakbola Asing di Indonesia

Jumat, 21 April 2017 08:25 WIB
Penulis: Muhammad Adiyaksa | Editor: Rizky Pratama Putra
© Muhammad Adiyaksa/Indosport
dr. Ratna Mustika menjadi salah satu agen pemain di Indonesia Copyright: © Muhammad Adiyaksa/Indosport
dr. Ratna Mustika menjadi salah satu agen pemain di Indonesia

Statusnya sebagai dokter tidak menjadi penghalang bagi Ratna Mustika untuk terjun sebagai agen pesepakbola. Dimulai ketika dirinya menjadi agen untuk pesepakbola asing di Liga Indonesia pada 2005 lalu.

Dr. Tika menyatakan bahwa olahraga menjadi alasan terkuatnya untuk terjun di dunia sepakbola. Ia sangat menyukai olahraga, terutama sepakbola. Sewaktu muda, dr Tika sempat menjadi atlet bulutangkis dan pernah merasakan ketatnya persaingan di Pekan Olahraga Daerah (Porda).

“Jadi pada dasarnya memang saya suka olahraga. Dulu saya atlet bulutangkis sampai Pekan Olahraga Daerah (Porda),” cerita dr. Tika kepada INDOSPORT.

Lantas, apa yang membuat dr. Tika tidak fokus menjalani karier sebagai seorang dokter, dan memilih untuk menjadi agen pemain sepakbola? Kisahnya, bermula dari hobi dr. Tika yang senang berjalan-jalan.

“Saya lihat di luar negeri dulu, sepakbola ini bisnis. Saya menjadi dokter, waktu lulus saya bangga, tetapi saya suka traveling. Kalau jadi dokter, saya harus buka praktik setiap hari. Jadi di sepakbola, saya bisa traveling kemana-mana, banyak teman, dan kadang-kadang deg-degan, karena ini challenge,” lanjut dr. Tika.

© Muhammad Adiyaksa/Indosport
dr. Ratna Mustika menjadi salah satu agen pemain di Indonesia Copyright: Muhammad Adiyaksa/Indosportdr. Ratna Mustika menjadi salah satu agen pemain di Indonesia

Awal melakoni pekerjaan sebagai agen pemain asing, dr. Tika mengaku kerap salah membawa pemain. Mulanya, ia seringkali lebih memikirkan kuantitas legiun impor dibanding kualitasnya.

“Pertama-tama saya jadi agen, saya sering salah bawa pemain asing, saya hanya perhatikan kuantitas pemain. Kalau sekarang, saya pegang pemain yang berkualitas. Karena, pemain kuantitas hanya membuat kepala saya pening. Karena banyak sekali masalah. Dari mulai pemain, kita jual ke klub yang kecil-kecil, kita dapat masalah juga ya. Jadi saya sekarang hanya membawa quality player saja. Pemain sedikit, tapi berkualitas,” imbuh dr. Tika.

Sebagai perempuan pertama yang menjadi agen pemain asing di Liga Indonesia, dr. Tika bercerita panjang lebar terkait kisahnya sebagai agen pemain, serta harapannya untuk kemajuan sepakbola Indonesia khususnya di nomor perempuan. Berikut INDOSPORT sajikan kepada pembaca setia:

128