INDOSPORT.COM – Rasisme di dunia sepak bola Eropa tidak hanya menimpa para pemain berkulit hitam, namun juga mereka yang ingin berkarier sebagai pelatih setelah pensiun. Hal ini juga dialami oleh Samuel Eto’o ketika mengomentari kasus Kalidou Koulibaly.
Bek Napoli, Kalidou Koulibaly menjadi korban ejekan rasis dari penggemar Inter Milan ketika kedua kubu bertemu sebelum Natal. Cemoohan itu diterimanya tatkala ia diganjar kartu merah karena melanggar salah satu pemain lawan.
Insiden ini juga sampai ke telinga mantan striker Inter Milan dan Sampdoria, Samuel Eto’o. Pemain asal Kamerun ini mengklaim pelatih kulit hitam memiliki karier kurang lancar karena mereka dipandang sebagai ‘warga negara kasta dua’.
“Beberapa mantan pemain pemain kulit hitam tidak ingin menjadi pelatih, bahkan jika mereka penasaran sekalipun,” kata Eto’o kepada outlet Spanyol Marca yang dilansir Football Italia.
“Tentu saja, ada banyak pelatih Afrika yang memiliki kualifikasi, tetapi mereka tidak mendapat kepercayaan, tidak seperti pelatih lainnya.”
Eto’o awalnya juga pernah merasa tidak percaya diri untuk menjadi pelatih hanya karena warna kulitnya. Namun, ia merasa perlu menjadi pelatih di Eropa suatu hari nanti karena ia pernah sukses berkarier sebagai pemain di Eropa.
“Para pelatih berwarna kulit hitam merasa minder karena mereka dipandang sebagai warga negara kasta kedua. Meski begitu, saya menang di Eropa sebagai pemain jadi saya harus menang di Eropa sebagai pelatih,” tukasnya.
Mantan pemain Barcelona ini pernah menjadi pelatih jangka pendek di sebuah klub Turki, Antalyaspor. Ketika itu ia menjadi manajer sementara selama satu bulan pada masa transisi pelatih klub.
Pemain berusia 37 tahun itu kemudian tetap melanjutkan karier sebagai pemain sepak bola, dan Agustus lalu ia menandatangani kontrak dengan Qatar SC.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Internasional Lainnya Hanya di INDOSPORT