In-depth

Drama di Dunia Sepak Bola Itu Kini Bernama VAR

Senin, 18 Maret 2019 12:26 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Sky Sports
Wasit Piala Dunia 2018 melihat Video Assistant Referee (VAR). Copyright: © Sky Sports
Wasit Piala Dunia 2018 melihat Video Assistant Referee (VAR).

INDOSPORT.COM - Ole Gunnar Solskjaer bediri tegang di pinggir lapangan. Suporter Man United yang hadir di stadion menyaksikan pertandingan dengan tangan terkepal.  

Pertandingan memasuki masa injury time, skor masih 2-1 untuk keunggulan Man United. Namun, skor itu masih tak cukup untuk meloloskan Setan Merah ke perempatfinal. 

Man United terus mengurung pertahanan PSG. Sebuah tendangan spekulasi dilepaskan oleh Diogo Dalot. Namun, bola sanggup dihalau Presnel Kimpembe sehingga menghasilkan tendangan sudut. 

Tak lama berselang, wasit Damir Skomina merubah keputusannya. Skomina memilih untuk meninjau Video Assistant Referee (VAR) untuk melihat indikasi handsball yang dilakukan Kimpembe . 

© sportbible
Neymar kecewa dengan keputusan VAR Copyright: sportbibleNeymar kecewa dengan keputusan VAR

Benar saja, wasit asal Slovenia itu langsung menghadiahkan penalti untuk Man United. Kemenangan PSG yang sudah di depan mata sirna. Penalti Rashford menghancurkan segenap hati pemain, pelatih, staf, dan suporter PSG. 

Sebuah tragedi terjadi di Parc des Princes. VAR kembali 'buat ulah', kali ini PSG jadi korbannya. 

Ditentang

Pada awal-awal kemunculannya di Piala Dunia 2018, banyak pihak yang merespon negatif penerapan VAR di sepak bola. Mereka beranggapan VAR dapat membunuh 'nilai drama' dalam sepak bola. 

Namun, anggapan mereka keliru. Justru VAR-lah yang kini jadi penghasil drama ulung di sepak bola. 

Video Assistant Referee (VAR) muncul bertujuan untuk membantu perangkat pertandingan (wasit) dalam membuat keputusan atau meninjau insiden yang terjadi di lapangan. 

Keputusan atau insiden ini berkaitan dengan empat hal, yakni gol, penalti, kartu merah, dan kesalahan identitas (salah memberi hukuman). 

Di atas kertas, adanya VAR sebagai 'Si Maha Adil' memang terlihat dapat melenyapkan nilai drama atau kontroversi di sepak bola. 

Maklum, sepak bola, seperti yang kita kenal, bukanlah olahraga biasa. Sepak bola lebih dari sekadar permainan karena di dalamnya ada gairah, fanatisme, kebanggan, gengsi, dan sebagainya. 

Oleh karena itu, segala hal yang kontroversial tentang permainan ini akan selalu diingat dalam waktu lama. Sebut saja gol tangan Tuhan milik Maradona di semifinal Piala Dunia tahun 1986, atau 'Gol Hantu' Timnas Inggris ke gawang Jerman pada final Piala Dunia 1966. 

Drama itu tercipta karena luputnya wasit dalam mengambil keputusan dan tidak adanya VAR sebagai 'pengadil tertinggi'. 

Belum lagi lusinan gol-gol off side yang tercipta di momen-momen super penting di laga-laga besar. 

Jutaan air mata tercurah karena drama sepak bola. Lusinan tim dirugikan dan juga diuntungkan karena keputusan keliru wasit. 

Hadirnya VAR sebagai peminimalisir kekeliruan pun dianggap dapat menghapus drama-drama tersebut. 

Namun, apakah benar demikian? Jawabannya tentu tidak. Laga PSG vs Manchester United adalah sebagian kecil dari bentuk baru drama yang terjadi di dunia sepak bola. 

1.2K