In-depth

Susahnya Menjadi Seorang Wasit, Baik di Indonesia Maupun Dunia

Rabu, 3 April 2019 14:40 WIB
Penulis: Luqman Nurhadi Arunanta | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© Gunnar Berning/Bongarts/Getty Images
FIFA Fairplay. Copyright: © Gunnar Berning/Bongarts/Getty Images
FIFA Fairplay.

INDOSPORT.COM – Wasit berlisensi FIFA yang dimiliki Indonesia, Thoriq Alkatiri kembali menjadi sorotan. Bukan di level Indonesia, melainkan di kancah sepak bola Asia.

Thoriq baru-baru ini memimpin pertandingan berlabel big match di Piala AFC 2019 antara Qadsia SC vs Malkiya Club, Senin (01/04/19) malam waktu setempat, di Kuwait City Stadium, Kuwait.

Wasit asal Purwakarta berusia 30 tahun itu mengeluarkan keputusan kontroversi dalam debut pertamanya memimpin pertandingan Piala AFC.

Pada menit ke-68, Thoriq menunjuk titik putih setelah kapten Qadsia SC, Bader Al Mutawwa, dijatuhkan pemain Malkiya Club bernomor punggung 31, J.H Kadhem.

Sekilas melalui tayangan ulang, Bader Al Mutawwa dijegal (meski terlihat minim sentuhan) di luar kotak penalti, namun jatuh tepat di area 16 lawan.

Protes keras langsung dilancarkan oleh pemain Malkiya. Namun demikian, Thoriq tetap pada keputusannya untuk memberi hadiah penalti kepada tuan rumah.

Masih ingat di dalam benak kita, Thoriq mengambil keputusan mengesahkan gol tangan Tuhan Patrich Wanggai pada babak 8 besar Piala Presiden 2019 antara Persija Jakarta vs Kalteng Putra, Sabtu (28/03/19), di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi.

Caci-maki langsung yang diterima oleh Thoriq setelah laga tersebut, tidak peduli seberapa tinggi level lisensi yang dimilikinya.

Ini menjadi bukti kalau menjadi wasit itu tidaklah mudah, tidak hanya dalam menjalaninya, tetapi dalam hal mengejar predikat sebagai wasit profesional.