In-depth

Manchester United vs Barcelona: Bagaimana Cara Solskjaer Menghentikan Messi?

Rabu, 10 April 2019 18:35 WIB
Editor: Coro Mountana
© twitter @ManUtd
Chris Smalling dan Solskjaer saat Man United dikalahkan Arsenal 2-0. Copyright: © twitter @ManUtd
Chris Smalling dan Solskjaer saat Man United dikalahkan Arsenal 2-0.

INDOSPORT.COM – Pelatih Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer akan kembali dituntut untuk memutar otak guna menghentikan bintang Barcelona, Lionel Messi, di babak perempatfinal Liga Champions 2018/19.

Solskjaer sejatinya adalah pelatih kurang terkenal pada awal menangani Man United karena hanya mengasuh Molde dan Cardiff City. Perlahan tapi pasti, ia mulai menunjukan kapasitasnya. Salah satu bukti kejeniusannya adalah membawa Manchester United menyingkirkan Paris Saint-Germain di 16 besar Liga Champions musim ini.

Tertinggal 0-2 di leg pertama dan harus melakoni laga tandang ke markas PSG dengan sejumlah pemain muda, justru tak menghalangi Solskjaer menemukan solusi sehingga akhirnya Man United menang 3--1.

Tapi, kali ini kejeniusannya bakal diuji dengan sebuah pertanyaan: bagaimana cara menghentikan Lionel Messi?

Seperti yang kita tahu, Lionel Messi adalah salah satu penyerang paling berbahaya yang pernah ada di dunia. Memiliki kecepatan, akselerasi, tendangan, visi, umpan akurat, serta kecepatan bak Usain Bolt, membuat megabintang Argentina itu terlihat sangat sempurna sebagai penyerang.

Teranyar, ia mampu menghancurkan salah satu lini pertahanan terbaik di Eropa, Atletico Madrid, dengan mencetak gol yang membawa Barcelona menang 2-0. Melihat fakta tersebut sudah pasti tak akan mudah untuk menghentikan Messi.

Mensabotase Aliran Bola yang Mengarah ke Messi

Jika bicara soal Messi, perlu dibedakan dengan saat ia membela Barcelona dan Argentina. Di mana ada suatu anomali bahwa Messi selalu tampil kesetanan bersama Barcelona tetapi selalu loyo saat membela Argentina.

Satu alasan paling logis dari paradoks itu adalah Messi tetaplah manusia yang membutuhkan teman untuk memberikan suplai bola matang kepadanya dan itu sangat banyak di Barcelona meski Xavi dan Andres Iniesta telah pergi. Lain halnya di Argentina di mana hanya ada Ever Banega saja dan itu tak cukup.

© Burak Akbulut/Anadolu Agency/Getty Images
Lionel Messi berjalan dengan langkah gontai usai kalah dari Venezuela Copyright: Burak Akbulut/Anadolu Agency/Getty ImagesLionel Messi berjalan dengan langkah gontai usai kalah dari Venezuela

Berkaca pada analisis itu, maka sejatinya cara mematikan Lionel Messi bukan menjaga orangnya, melainkan mensabotase suplai bola yang mengalir kepadanya. Ibarat sedang berperang, jembatan yang sering menjadi penghubung jalur logistik kepada tentara perlu dijatuhkan bom atom.

Di Barcelona, pemain yang biasanya bertindak sebagai pelayan bagi Messi musim ini di antaranya adalah Luis Suarez, Arturo Vidal, Jordi Alba, dan Ivan Rakitic. Keempat pemain itu dicatat oleh Whoscored sebagai yang paling sering memberi assist ke Messi di LaLiga 2018/19

Mensabotase aliran bola yang menuju Messi pernah dilakukan oleh Inter Milan dan Bayern Munchen dan terbukti sukses menghancurkan Barcelona. Inter Milan menyingkirkan Barcelona di semifinal Liga Champions 2009/10 sedangkan Munchen membantai Messi dan kawan-kawan di musim 2012/13.

© Getty Images
Lionel Messi tidak dapat menutupi kekecewaannya usai Barcelona berhasil kebobolan. Copyright: Getty ImagesLionel Messi tidak dapat menutupi kekecewaannya usai Barcelona berhasil kebobolan.

Untuk itu, Ole Gunnar Solskjaer bisa menginstruksikan penggawa Manchester United seperti Paul Pogba dan Scott McTominay untuk mengawasi dan segera memotong setiap umpan yang mengarah ke Messi. Mengawasi pergerakan tanpa bola dari Messi juga menjadi hal yang penting.

Pertahanan Lebih Disiplin Guna Menghindari Potensi Set Piece Messi

Menjadi tugas lini tengah dan depan untuk bertindak sebagai garis pertahanan pertama yang tidak boleh kalah dengan para penyuplai bola ke Messi. Lini pertahanan yang besar kemungkinan bakal ditempati oleh Luke Shaw, Victor Lindelof, Chris Smalling, dan Ashley Young juga perlu mendapat tugas khusus.

Instruksi itu berupa keharusan lebih kompak dan disiplin lagi secara koordinasi yang artinya tidak boleh ada ruang kesalahan sekecil apapun di lini pertahanan. Kedisiplinan juga berarti menghindari pelanggaran tak perlu di area berbahaya.

© Getty Images
Chris Smalling, bek tengah Manchester United. Copyright: Getty ImagesChris Smalling, bek tengah Manchester United.

Hal itu dikarenakan jika terjadi pelanggaran di area berbahaya, itu akan menjadi set piece bagi Barcelona. Dan siapa lagi yang bakal mengambil set piece itu jika bukan Messi yang bisa dikatakan sebagai salah satu ahli tendangan bebas di Eropa untuk saat ini.

Legenda hidup Manchester United, Rio Ferdinand yang pernah menghadapi Lionel Messi di final Liga Champions mengungkapkan jika melawan Messi sangatlah susah. Untuk itu, lini belakang harus bergerak secara tim. Jika tidak, maka Ferdinand meyakini Messi akan menjadi mimpi buruk.

“Dia (Messi) adalah satu pemain terbaik dunia sepanjang sejarah! Tak ada individu yang bisa mengatasinya, yang bisa hanyalah kerja sama tim,” cerita Ferdinand saat menjadi pengamat sepak bola di BT Sports.

Terus apakah masih ada cara lain untuk menghentikan Messi?

617