Liga Indonesia

Persib B Soroti Keanehan Bola di Laga Perdana Liga 2 2019

Selasa, 25 Juni 2019 15:51 WIB
Penulis: Alvin Syaptia Pratama | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Pertandingan PSCS Cilacap vs Blitar United di Stadion Wijayakusuma, Minggu (23-06-19). Foto: Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT Copyright: © Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Pertandingan PSCS Cilacap vs Blitar United di Stadion Wijayakusuma, Minggu (23-06-19). Foto: Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT

INDOSPORT.COM – Persib B memang gagal membawa poin di laga perdana Liga 2 2019 karena dibantai tuan rumah PSCS Cilacap dengan skor 3-0 pada partai yang berlangsung di Stadion Wijayakusuma pada Minggu (23/6/2019).

Klub yang baru saja pindah homebase dari Blitar ke Kota Bandung ini takluk setelah Laskar Nusakambangan berhasil mencetak gol melalui Saiful Bahri yang mencetak brace serta tambahan satu gol dari Arbeta Rocky.

Usai laga yang mempertemukan dua tim asal Pulau Jawa ini, pelatih Persib B Liestiadi justru tidak menyalahkan kepemimpinan wasit ataupun para pemainnya yang tidak menjalankan instruksinya, ia justru mempertanyakan bola yang digunakan untuk pertandingan perdana Liga 2 kemarin.

“Ini aneh, bola pertandingan lebih ringan jadi harus adaptasi dulu,” ujar pria kelahiran Medan ini melalui akun Instagram resmi @bandung_unitedfc. Perlu diketahui bahwa bola yang biasa digunakan latihan adalah Mitre, sementara laga kemarin menggunakan bola dengan merek Specs.

© Instagram.com/bandung_unitedfc
Pelatih Persib B Merasa Ada Hal Aneh di Laga Perdana Liga 2 2019 Copyright: Instagram.com/bandung_unitedfcPelatih Persib B Merasa Ada Hal Aneh di Laga Perdana Liga 2 2019

Kekalahan telak anak asuh Liestiadi atas PSCS Cilacap di laga perdana Liga 2 2019 sebetulnya hal yang sangat mengejutkan, bahkan pelatih tuan rumah Djoko Susilo mengaku ini merupakan sebuah kejutan bagi timnya.

Bahkan dengan kemenangan tersebut, klub yang baru saja promosi dari Liga 3 ini langsung bertengger di puncak klasemen wilayah barat. Sementara Persib B berada di juru kunci dengan selisih gol paling buruk diantara kontestan lainnya.