INDOSPORT.COM - CEO Persela Lamongan, Yuhronur Efendi, mengaku sangat memahami atas sikap yang ditunjukkan suporternya dengan menyerbu lapangan, sebagai bentuk kekecewaan dalam menerima hasil cukup menyesakkan saat menjamu Borneo FC.
Pada laga itu, tim Laskar Joko Tingkir benar-benar dibuat kecewa atas kepeminpinan Wawan Rapiko. Bagaimana kemenangan yang sudah di depan mata harus buyar, akibat gol penalti Lerby Eliandry yang sangat kontroversial.
Pelanggaran yang diputuskan wasit asal Riau itu jufa tidak begitu jelas. Diawali dari polemik yang terjadi diantara Dwi Kuswanto (Kiper Persela) dan Wahyudi Hamisi (pemain Borneo FC) yang berujung pada kartu merah keduanya.
"Pasti semua kecewa lah. Anda lihat sendiri bagaimana kepemimpinan wasit sepanjang pertandingan tadi," ujar Yuhronur Efendi selepas laga di Stadion Surajaya Lamongan.
Massa yang mulai beringas dan menahan emosi dalam waktu lama, langsung bereaksi begitu peluit panjang berbunyi. Tercatat hampir 30 menit pertandingan tertunda gara-gara keputusan penalti yang tak jelas itu.
Durasi waktu itu disebabkan oleh gelombang protes para pemain Persela. Awoudja Amevor menjadi pemain Persela yang paling kecewa, dengan menendang bola dari titik penalti dan menendangi papan iklan di samping gawang.
"Semua tahu lah, insiden ini tidak lepas dari kepemimpinan wasit yang kontroversial. Meski kejadian ini tidak diinginkan," sambung dia.
Kendati demikian, wasit tetap memegang teguh keputusannya dengan memberi penalti tepat di menit 117. Laga itu sendiri akhirnya berakhir dengan skor 2-2 pada menit ke-123.