Liga Indonesia

Indonesia Biding Piala Dunia, Bali Punya Pekerjaan Rumah

Jumat, 16 Agustus 2019 21:27 WIB
Penulis: Nofik Lukman Hakim | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© INDOSPORT
Indonesia tengah bersaing dengan Thailand dan Malaysia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Copyright: © INDOSPORT
Indonesia tengah bersaing dengan Thailand dan Malaysia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.

INDOSPORT.COM - Lapangan pendamping menjadi pekerjaan rumah bagi Bali jika nantinya Indonesia memenangi bidding tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.

Bali harus memiliki lima lapangan berkualitas untuk mendampingi Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar.

Ada delapan stadion yang diajukan PSSI dalam bidding tuan rumah. Di antaranya Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta, Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi, Stadion Wibawa Mukti Cikarang, Stadion Pakansari Bogor, Stadion Jalak Harupat, Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Stadion Manahan Solo, dan Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar.

Mempercantik stadion utama menjadi tugas utama. Selain itu, ada tugas lain yang harus jadi perhatian. Setidaknya harus ada lima lapangan lain yang digunakan untuk latihan empat tim serta perangkat wasit. Bagi Bali, perlu dilakukan renovasi  agar lapangan pendamping memiliki fasilitas yang tak kalah berkelas.

"Perwakilan PSSI sudah menjajaki dan mempelajari soal lapangan mana yang paling siap. Memang kita tahu bersama, perbaikan total harus dilakukan."

"Mulai kualitas rumput, penerangan dan ruang ganti. Harus disesuaikan dengan standar lapangan latihan internasional," ucap Ketua Umum Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Bali, Ketut Suardana saat ditemui di Casaluna Restaurant, Ubud.

Lapangan Trisakti dan Lapangan Samudra menjadi kandidat kuat. Lapangan di wilayah Legian ini memiliki kualitas rumput yang bagus. Dua lapangan ini menjadi langganan latihan tim Bali United.

Selain itu, ada dua venue di wilayah Denpasar, Stadion Ngurah Rai serta Stadion Kompyang Sujana. Dua stadion ini perlu dilakukan perbaikan sektor lapangan, karena tidak rata dan rumput menguning.

"Harus ada investasi untuk memperbaiki lapangan pendukung ini. Investasi ini juga bagus untuk jangka panjang. Semakin banyak lapangan berkualitas di Bali, semakin besar peluang pemain sepak bola muda berkembang," pungkasnya.