Liga Indonesia

Terseok-seok di Liga 1, Legenda Sebut PSM Kendur Pasca-Juara Piala Indonesia

Rabu, 16 Oktober 2019 15:45 WIB
Penulis: Adriyan Adirizky Rahmat | Editor: Indra Citra Sena
© Adriyan Adirizky/INDOSPORT
Syamsuddin Umar (berdiri paling kanan) saat menjadi pembicara pada dialog 'Ada Apa Dengan PSM?' yang diadakan oleh kelompok suporter Red Gank. Copyright: © Adriyan Adirizky/INDOSPORT
Syamsuddin Umar (berdiri paling kanan) saat menjadi pembicara pada dialog 'Ada Apa Dengan PSM?' yang diadakan oleh kelompok suporter Red Gank.

INDOSPORT.COM - Salah seorang pemerhati PSM Makassar, Syamsuddin Umar, menyebut Wiljan Pluim dkk. seakan merasa musim telah tuntas pasca-menjuarai Kratingdaeng Piala Indonesia 2018/19 Agustus lalu.

Sosok yang pernah melatih Pasukan Ramang dengan torehan dua gelar juara, yakni Perserikatan 1991/92 dan Liga Indonesia 1999/00 itu menyebut faktor tersebut membuat PSM terseok-seok di papan tengah Shopee Liga 1 2019.

Berada di peringkat kesembilan di klasemen sementara, buruknya performa PSM Makassar diperparah dengan hasil laga tandang. Wiljan Pluim dkk. cuma meraih tiga imbang dan selebihnya kalah dari 10 laga.

“Putaran kedua PSM tidak jelek. Hanya saja irama atau konsep yang dilakukan pada putaran pertama mulai menurun sejak menjuarai Piala Indonesia,” ucap Syamsuddin Umar dalam sebuah dialog bertajuk ‘Ada Apa Dengan PSM?’ yang digelar kelompok suporter Red Gank, Sabtu (12/10/19).

“Secara emosional pemain lupa bahwa sepak bola itu setiap ada masalah selalu ada jawaban. Setiap ada jawaban muncul lagi pertanyaan. Setiap ada pertanyaan muncul lagi masalah. Jadi sepa kbola itu tidak pernah tuntas,” sambung dia.

Mantan pemain era 1970-an dan sempat merasakan tangan dingin legenda Ramang ini menambahkan, PSM Makassar juga lupa bila semua klub justru termotivasi mengalahkan mereka pasca merengkuh trofi Piala Indonesia.

“Dalam sepak bola ada menyerang, bertahan, dan transisi. Konsep permainan PSM di putaran pertama dan kedua memang konsistem, tapi mereka tidak bisa memainkan irama kapan harus menyerang, bertahan, dan memainkan bola,” jelas ia.

Semua permasalahan PSM Makassar, masih kata Syamsuddin Umar, semakin diperparah sindrom Pluimsentris. Pasukan Ramang memang tampak sangat bergantung kepada Wljan Pluim dalam membangun serangan.