Liga Indonesia

Selain PSIM vs Persis Solo, Ini 3 Rivalitas Panas di Liga Indonesia

Selasa, 22 Oktober 2019 15:13 WIB
Editor: Juni Adi
© Grafis: Indosport.com
PSIM Yogyakarta vs Persis Solo. Copyright: © Grafis: Indosport.com
PSIM Yogyakarta vs Persis Solo.

INDOSPORT.COM - Perseteruan antara PSIM Yogyakarta dan Persis Solo bukanlah satu-satunya rivalitas yang kerap menimbulkan kericuhan, di sepak bola Indonesia. Tercatat, ada beberapa tim lainnya, siapa saja mereka?

Duel seru tersaji di laga penyisihan grup wilayah timur Liga 2 antara PSIM Yogyakarta vs Persis Solo di Stadion Mandala Krida, pada Senin (21/10/19) kemarin.

Sepanjang 2X45 menit, pertandingan bertajuk Derby Mataram itu berlangsung dengan tensi panas. Maklum saja, karena kedua tim adalah rival abadi.

Bahkan, wasit sampai harus mengeluarkan dua kartu merah untuk pemain PSIM Yogyakarta, Achmad Hisyam dan Raymond Ivantonius Tautu di menit ke-90, karena melakukan pelanggaran keras kepada pemain Persis.

Insiden itu kemudian berubah jadi peristiwa mencekam. Di awali dari Achmad Hisyam yang mendapat kartu merah pertama, kembali masuk ke dalam lapangan dan melepaskan tendangan brutal kepada pemain Persis, Dedy Cahyono.

Hal tersebut memicu suporter memasuki lapangan, sehingga laga dihentikan pada menit ke-93, dengan skor akhir 2-3 untuk kemenangan Persis.

Usai laga, suporter pun ikut terpancing dan melempar benda-benda ke arah bench pemain Persis Solo. Kerusuhan menjalar hingga keluar lapangan, sampai sejumlah kendaraan dibakar dan fasilitas stadion dirusak.

"Ini berawal setelah laga selesai. Sejumlah suporter PSIM yang kecewa karena pertandingan dimenangkan oleh Persis Solo," ujar Kapolresta, Kombes Pol Armaini, kepada awak media. 

Kerusahan yang timbul dari setiap laga PSIM vs Persis itu muncul dari rivalitas berkepanjangan antar kedua tim khususnya di kalangan suporter yakni Brajamusti dan Pasoepati.

Meski sudah jarang bertemu di kompetisi sepak bola Liga Indonesia (sering dipisahkan grup di Liga 2), gesekan antara kedua suporter masih terjadi. Bahkan tak jarang, nyawa melayang akibat rivalitas ini. 

Akibatnya, pihak Kepolisian tak jarang melarang kedua supoter untuk datang ke kandang lawan, setiap kali Derby Mataram berlangsung. 

Rivalitas sendiri bukanlah sesuatu yang baru di dunia sepak bola terutama di Indonesia. PSIM dan Persis adalah salah satu, dari beberapa tim yang punya gesekan panas akibat dari ulah supotertnya. Siapa saja? berikut rangkumannya:

1. Persija vs Persib

Rivalitas di sepak bola Indonesia yang paling panas sejak era Liga Indonesia saat ini melekat kepada Persija Jakarta dan Persib Bandung.

Sebuah tim dari dua kota berbeda provinsi ini selalu mempunyai cerita kelam, setiap kali bertemu. Mulai dari kerusuhan, saling caci hingga korban nyawa adalah sederet akibat yang ditumbulkan.

Lihat saja kisah yang terjadi di gelaran Liga 1 2018 lalu. Pada 23 September 2018, Persib Bandung menjamu Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).

Pertandingan di dalam arena stadion berjalan lancar. Persib Bandung menang 3-2 atas Persija Jakarta, dan di akhir laga para pemain kedua tim saling berjabat tangan.

Namun, kisah memilukan terjadi sebelum laga dimulai. Sejumlah oknum Bobotoh melakukan pengeroyokan kepada seorang The Jakmania, Haringga Sirla, hingga si korban meninggal dunia di sekitar area Stadion GBLA.

Kejadian ini lantas menjadi sorotan banyak media kala itu. Gerakan damai antar suporter langsung bermunculan di mana-mana.

Jika ditarik ke belakang, rivalitas antara Persija Jakarta dan Persib Bandung sebenarnya bermula dari perselisihan antar suporter kedua tim. Hal itu pun juga diamini oleh Ketua The Jakmania, Ferry Indrasjarief.

"Sebetulnya rivalitas ini terbentuk bukan karena prestasi, tetapi karena perselisihan antar suporter. Makanya, akhirnya muncul kata rivalitas," ujar Ferry kepada wartawan di Kantor Persija, di Rasuna Office Park, Kuningan, Jakarta, Senin (08/07/19).

2. Persebaya vs Arema FC

Masih di sekitaran Pulau Jawa, kita bergeser ke Timur. Di Jawa Timur, ada dua tim besar yang mempunyai rivalitas tinggi yakni Persebaya dengan Arema FC.

Tak heran jika dibumbui dengan kerusuhan dan nyawa akibat dari perseteruan kedua tim ini, yang diulahi oleh supoternya Bonek dan Aremania.

Lihat saja kisah di tahun 2015, tepatnya jelang laga Piala Jenderal Sudirman Arema Malang vs Persebaya Surabaya. Dua orang Aremania tewas akibat diserang oleh sejumlah oknum Bonek di daerah Sragen.

Kalau diterka ke belakang, awal mula rivalitas antara Persebaya dan Arema ini kabarnya akibat sebuah tawuran antar suporter. Pada 23 Januari 1990, terjadi sebuah tawuran hebat antara Bonek dan Aremania di Tambaksari, Surabaya.

Kala itu, Bonek dan Aremania mendatangi sebuah konser Kantata Takwa di Tambaksari. Namun, setelah konser berlangsung selama 30 menit, Bonek dibuat geram oleh sikap Aremania.

Bonek kesal Aremania malah menguasai area depan panggung dan bersorak "Arema!", padahal konsernya digelar di Surabaya. Tawuran pun pecah, dan sejak itulah rivalitas Persebaya vs Arema tercipta.

3. PSS Sleman vs PSIM Yogyakarta

Selain Persis Solo, PSIM juga mempunya salah satu tim lain yang menjadi rival kuatnya di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu PSS Sleman.

Pada 12 Febuari 2010 lalu misalnya, PSIM Yogyakarta dan PSS Sleman bertemu dalam laga lanjutan Divisi Utama Indonesia. Laga yang dilangsungkan di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, dihadiri oleh kedua kelompok suporter tim, Brajamusti (PSIM) dan Slemania (PSS).

Namun, jalannya laga harus dihentikan pada menit ke-63. Kedua kelompok suporter terlibat bentrok yang sudah tak dapat dikendalikan.

Kalau mau ditarik ke belakang, sebenarnya rivalitas PSS Sleman dan PSIM Yogyakarta awalnya muncul karena gengsi antara kedua kelompok suporter.

Seperti yang tertera pada laporan ilmiah skripsi milik mahasiswa Universitas Negeri Yogykarta, Febriana Muryanto, pada tahun 2011.

Berdasarkan hasil temuan Febriana, dijelaskan kalau Brajamusti merasa cemburu dengan prestasi yang diraih oleh PSS. Padahal, PSS lahir jauh setelah hadir di kancah sepak bola Indonesia PSIM.

"DIY dulu hanya ada PSIM, dan PSS merupakan adik dari PSIM karena PSIM lebih dulu lahir. Setelah PSS lahir, ternyata prestasi PSS lebih baik dan akhirnya mulai ada konflik diantara mereka," bunyi hasil wawancara di dalam skripsi Febriana.