Liga Indonesia

Minta Bantuan Menpora soal Kongres PSSI, Vijaya Fitriyasa Sebut Bukan Intervensi

Selasa, 29 Oktober 2019 14:12 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Lanjar Wiratri
© Fitra Herdian Ariestianto/INDOSPORT
Vijaya Fitriyasa saat menghadiri diskusi PSSI harus baik jilid 2 di gedung Jawa Pos, Rabu (23/10/19). Copyright: © Fitra Herdian Ariestianto/INDOSPORT
Vijaya Fitriyasa saat menghadiri diskusi PSSI harus baik jilid 2 di gedung Jawa Pos, Rabu (23/10/19).

INDOSPORT.COM - Salah satu calon wakil ketua umum PSSI, Vijaya Fitriyasa meminta bantuan Menpora, Zainudin Amali terkait Kongres PSSI pada 2 November mendatang. Ia ingin Menpora jadi penengah atau fasilitator karena khawatir ada gelojak di tubuh PSSI yang berujung sanksi FIFA atau dicabutnya status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.

Permintaan Vijaya ke Menpora tersebut, tak lepas dari pernyataan caketum PSSI lainnya yakni La Nyalla Mattalitti yang menyatakan keberatan jika kongres dilakukan akhir pekan ini. La Nyalla menarik diri dari kongres karena menilai kongres tak sesuai kesepakatan awal dimana pemilihan ketua umum baru digelar Januari tahun depan.

Meski demikian, Vijaya menegaskan, keinginan melibatkan Menpora pada kegiatan tersebut tidak bisa dikatakan sebagai bentuk intervensi. Pemilik klub Liga 2, Persis Solo itu hanya ingin pemerintah membantu meluruskan segala polemik yang muncul.

"Ini bukan intervensi karena hanya sebagai fasilitator. Jadi yang mau Kongres di Januari (2020) dengan November (2019) itu dipertemukan. Jadi bukan pemerintah ikut campur, tapi sebagai fasilitator," katanya.

Lebih lanjut, Vijaya menginginkan kongres pemilihan ketua umum PSSI dilakukan pada Januari tahun depan. Hal itu berdasarkan kesepakatan bersama, baik PSSI dan juga FIFA. 

Selain itu, Vijaya menilai, jika kongres tetap digelar 2 November mendatang, maka hal itu tidak fair karena tak menghargai para voter yang notabene klub-klub yang masih berkompetisi.

"Kalau saya sih lebih srek diadakan di Januari karena itu kan berdasarkan kesepakan PSSI dengan FIFA. Sudah ada roadmap, Januari, dan itu kan statusnya Kongres Biasa bukan KLB. Kalau November ini kan berarti statusnya Kongres Luar Biasa, karena dipercepat," urainya.

"Di samping itu, kami menghargai klub-klub yang sudah berkompetisi di tahun 2019 ini. Kalau misalnya diadakan November, mereka tidak terakomodasi karena voternya itu hitungannya di tahun lalu. Ini kan menurut saya tidak fair," sambung pria yang juga pemilik klub Jakarta United tersebut.