In-depth

Analisis Laga Timnas Indonesia U-23 vs Iran: Buah Kesabaran Pemain

Rabu, 13 November 2019 20:21 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Winger Timnas Indonesia U-23, Osvaldo Haay berusaha melewati hadangan bek Iran U-23, Aref Aghasi Kolahsorkhi, dalam laga uji coba di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Rabu (13/11/19). Copyright: © Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Winger Timnas Indonesia U-23, Osvaldo Haay berusaha melewati hadangan bek Iran U-23, Aref Aghasi Kolahsorkhi, dalam laga uji coba di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Rabu (13/11/19).

INDOSPORT.COM - Analisis pertandingan uji coba Timnas Indonesia U-23 vs Iran U-23 yang dilangsungkan di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Rabu (13/11/19)

Hasil pertandingan uji coba internasional antara Timnas Indonesia U-23 vs Iran U-23 berakhir dengan skor 1-1, Rabu (13/11/19).

Pertandingan Timnas Indonesia U-23 vs Iran U-23 berlangsung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, pukul 15.30 WITA.

Satu gol Indonesia dicetak oleh Muhammad Rafli pada menit ke-10. Namun, Iran mampu membalas pada babak kedua melalui aksi Ali Shojaei pada menit ke-67.

Iran sebetulnya tampil dominan di babak pertama. Namun, justru Indonesia yang sanggup membuka keunggulan terlebih dahulu. 

Berawal dari serangan cepat dari sektor sayap kiri serangan Timnas Indonesia U-23, Feby Eka yang menerima umpan terobosan sempat menusuk ke jantung pertahanan lawan.

Namun dirinya lebih memilih untuk memberikan umpan ke Muhammad Rafli. Pemain bernomor punggung 27 ini langsung menjebol gawang Iran U-23.

Tertinggal, Iran U-23 sempat melakukan berbagai serangan untuk bisa membalikan keadaan. Namun, Iran gagal memanfaatkan sejumlah peluang emas. 

Indonesia sendiri tampil lebih menunggu di barisan pertahanan sambil menunggu untuk memotong bola. Evan Dimas memegang peranan penting dalam merebut atau memotong bola. 

Beberapa kali dirinya plus Irkham Mila menjalankan tugas ini. Serangan balik Indonesia juga terbilang berbahaya. 

Dengan mengandalkan Feby Eka Putra di kiri dan ditambah Egy Maulana Vikri di kanan pada babak kedua. 

Di babak kedua Iran tampil lebih agresif. Mereka banyak memainkan operan satu dua dan juga tentunya bola-bola lambung. 

Indonesia memang terlihat kesulitan ketika Iran memainkan bola-bola lambung. Beruntung, Iran tak terlalu sering dan lebih mengandalkan umpan-umpan satu-dua dan terobosan.

Memasuki pertengahan babak kedua, Iran U-23 melancarkan serangan cepat dari berbagai sektor sayap hingga tengah. Mereka ingin menguasai jalannya laga.

Bahkan hal tersebut mampu membuahkan hasil yang cukup baik lantaran Iran U-23 mampu menyamakan kedudukan dari pemain penggati Ali Shojaei pada menit ke-67.

Indonesia sendiri sama seperti babak pertama. Masih menunggu di barisan pertahanan sambil berharap mampu merebut bola dan melakukan serangan balik. 

Pertandingan pun semakin panas lantaran kedua tim bermain terbuka. Mereka ingin segera bisa kembali unggul terhadap sang lawan. 

Pemain Iran, Mohammad Reza Azadi, bermain cukup baik di mana ia bisa mematahkan serangan balik yang dibangun oleh Evan Dimas maupun Egy Maulana Vikri. 

Namun hingga akhir pertandingan tak ada gol tambahan tercipta. Sehingga baik Timnas Indonesia U-23 maupun Iran U-23 mesti puas dengan hasil 1-1. 

Taktik Indra Sjafri dengan sabar menunggu di barisan pertahanan cukup berjalan efektif. Pertahanan Iran sendiri tak cukup istimewa. 

Beberapa kali Timnas Indonesia U-23 mendapatkan peluang emas dari situasi serangan balik. Kedisipilinan barisan pertahanan Indonesia juga patut diberi pujian sehingga penyerang-penyerang Iran gagal memanfaatkan peluang.