Liga Indonesia

Gagal Promosi, Martapura FC Bongkar Kejanggalan 8 Besar Liga 2 2019

Jumat, 15 November 2019 13:59 WIB
Penulis: Martini | Editor: Ivan Reinhard Manurung
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Klub sepak bola Martapura FC kembali gagal naik kasta ke Liga 1 setelah menjadi juru kunci Grup B di babak delapan besar kompetisi Liga 2 2019.

Padahal sejak musim 2017 dan 2018 lalu, Martapura FC selalu konsisten melaju ke babak delapan besar di bawah asuhan pelatih Frans Sinathra Huwae.

Namun, klub asal Kalimantan Selatan itu nampaknya mendapat 'kutukan' tak pernah promosi ke Liga 1, sebab selalu tersingkir di babak delapan besar atau setidaknya di babak semifinal.

Entah 'kutukan' dari hal magis, atau justru ada campur tangan mafia sepak bola di Liga 2, sehingga fisioterapi tim Martapura FC, Akhmad Redhaian alias Dayan, mengeluarkan uneg-unegnya mengenai kejanggalan pertandingan Martapura FC di Grup B.

Sebagaimana diketahui, Laskar Sultan Adam tergabung dalam Grup B bersama Persik Kediri, PSMS Medan dan Persita Tangerang. Sempat kalah tipis dari 2-3 dari Persita, kemudian Martapura lagi-lagi terjungkal dari PSMS Medan dengan skor 1-2.

Menghadapi PSMS Medan, fisioterapi Dayan mengaku cukup banyak kejanggalan yang terjadi dan merugikan Martapura FC.

"Banyak hal yang masuk akal di pertandingan kemarin, mulai dari pelanggaran yang berulang dengan pemain yang sama, sebut saja Kumbang," sebut Dayan dalam akun media sosial @dayan_physio.

"Kumbang (pelanggaran) sebanyak lima kali, tapi hanya mendapatkan kartu kuning. Pelanggaran jelas di dekat kotak 16, tapi tetap lanjut bermain."

Keanehan lainnya yang dirasakan Dayan adalah keputusan wasit yang emmberikan kartu merah kepada pemain PSMS Medan, namun tidak ada sepak penalti yang diberikan untuk Martapura FC.

"Dan klimaksnya ketika di menit terakhir, pelanggaran di kotak penalti, tapi tidak digubris. Anehnya pemain yang melakukan pelanggaran mendapat kartu merah tapi tidak terjadi penalti," tukasnya.

Dengan demikian, Martapura FC berniat untuk melayangkan protes kepada PT Liga Indonesia Baru selaku operator pertandingan, untuk mengusut kejanggalan yang terjadi di babak delapan besar Liga 2 2019.