In-depth

Serial Skuat Emas SEA Games 1991: Peri Sandria, Dikira 'Babi Hutan' oleh Thailand

Minggu, 17 November 2019 18:10 WIB
Penulis: Shintya Maharani | Editor: Indra Citra Sena
© INDOSPORT
Peri Sandria, legenda timnas Indonesia yang menjuarai SEA Games 1991. Copyright: © INDOSPORT
Peri Sandria, legenda timnas Indonesia yang menjuarai SEA Games 1991.

INDOSPORT.COM - Lahir pada 24 September 1969 di Binjai, Sumatra Utara, Peri Sandria tumbuh menjadi salah satu pesepak bola andalan di timnas Indonesia era 1990-an. 

Bahkan, namanya masuk dalam deretan pemain yang berjasa pada momen bersejarah sepak bola Indonesia di SEA Games Filipina 1991. Itulah kali terakhir timnas mampu membawa pulang medali emas.

Untuk mengetahui perjuangan pemain dan momentum kemenangan Indonesia kala itu, redaksi berita olahraga INDOSPORT menyambangi Peri Sandria secara langsung ke kediamannya yang berada di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Seperti apa cerita seru dan berkesan timnas Indonesia yang berhasil menyabet medali emas di SEA Games 1991? Dengan sedikit bernostalgia, Peri dengan antusias memulai kisah perjuangan dia saat itu.

“Saya mulai dari pemusatan latihan ya. Kami punya waktu latihan selama tiga bulan di Bandung, Lembang. Tempatnya dingin. Jujur, selama berada di sana kami super lelah karena latihan tiga kali sehari. Pagi siang, sore, setiap hari, kadang sampai malam,” tutur Peri Sandria.

"Untuk libur saja, butuh pertimbangan lama dulu. Kadang kami minta libur hari Minggu, masih saja ada pertimbangan. Karena pelatih kami memang dibebani target menjuarai SEA Games. Kontingen Indonesia juga ditargetkan menjadi juara umum lagi begitu,” tambahnya.

Kala itu, timnas Indonesia ditangani oleh pelatih asal Rusia yang terkenal sangat keras dalam memberikan materi latihan kepada anak didiknya. Siapa lagi kalau bukan Anatoli Polisin.

“Bahkan ketika itu, banyak pemain yang mengundurkan diri. Bukan karena dicoret, melainkan tak sanggup mengikuti proses latihan yang dibentuk oleh Anatoli Polisin. Memang gila itu pelatih,” kata Peri bersemangat.

Namun, peraih gelar top skor di tahun 1994 ini mengaku bahwa Polosin sangat berjasa kepada sejarah timnas Indonesia. Menurutnya, didikan keras Polosin-lah yang membuat Laskar Merah-Putih menjadi juara.

“Saya mengerti maksud Polisin karena ketika itu sepak bola Indonesia ditargetkan juara umum SEA Games 1991. Saya sebagai pemain ikhlas saja karena saya tahu akhirnya akan bagus. Benar saja, kami menjadi juara,” ujar eks striker andalan Mastrans Bandung Raya ini.

Pesan untuk Timnas U-23

Peri menuturkan, saking bagusnya teknik latihan fisik yang diterapkan Anatoli Polosin, pemain timnas Indonesia menjadi pemilik fisik terkuat saat itu. Ia menyebutkan para lawan pun sampai terheran.

“Ada pemain Thailand nanya ke saya, ‘Indonesia ini makannya apa? Kok larinya kayak Babi Hutan?’. Lari kami terkenal sangat kencang, nggak pakai belok dan nggak tengak-tengok,” kenangnya.

Sembari tertawa kecil, dengan gamblang Peri Sandria menjelaskan bahwa apresiasi kepada pemain timnas Indonesia saat itu tak ada apa-apanya dibandingkan masa sekarang. Di luar hadiah uang yang mereka terima, masing-masing pemain hanya mendapat televisi dari sponsor tim.

© Shintya Anya Maharani/INDOSPORT
Wartawan INDOSPORT, Shintya Anya Maharani, berfoto bareng legenda sepak bola Indonesia, Peri Sandria. Copyright: Shintya Anya Maharani/INDOSPORTWartawan INDOSPORT, Shintya Anya Maharani, berfoto bareng legenda sepak bola Indonesia, Peri Sandria.

“Saya ketika bermain untuk Timnas ini sudah mengorbankan semuanya. Saya semangat saja bermain tanpa memikirkan penghargaan atau uang, yang penting membawa bangga nama keluarga dan yang paling penting lambang Garuda di dada,” ucapnya bangga.

Berbicara soal timnas Indonesia U-23 yang akan maju berlaga di SEA Games 2019, tidak disangka ternyata Peri sudah menyiapkan prediksi tentang siapa yang akan lolos ke Semifinal.

“Ini prediksi saya ya, kita bicara soal tiga besar saja dulu. Yang pertama sudah pasti Thailand, baru yang kedua dan ketiga ini antara Vietnam dan Indonesia. Kalau melihat keadaan sekarang memang kualitas Thailand ini di atas, jadi masih 50-50 untuk Indonesia,” imbuh Peri.

“Tetapi kita lihat saja nanti. Saya ya tetap mendoakan yang terbaik untuk Timnas Indonesia. Semoga saja bisa menang lagi di tempat yang sama, yaitu Manila, Filipina,” harapnya.

Mengakhiri wawancara, Peri Sandria berpesan kepada skuat asuhan Indra Sjafri agar tetap bersemangat dan terus berlatih untuk memperkuat dua aspek utama, yakni mental dan fisik.

“Kalau masalah teknik semua pesepak bola sama bagusnya. Indonesia ini kekurangannya hanya dua, fisik dan mental. Itu saja. Pesan saya untuk adik-adik di timnas Indonesia adalah tetap semangat. Seberat apa pun yang diberikan harus dijalani dengan ikhlas kalau mau mendapati hasil maksimal,” pungkasnya.

Peri Sandria menjadi satu di antara 18 pemain dalam skuat juara SEA Games 1991 yang diulas satu per satu oleh INDOSPORT. Nantikan ulasan tentang pemain lainnya.

PERI SANDRIA DAN KISAH PERJUANGAN TIMNAS INDONESIA DI SEA GAMES 1991